Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi-Militer) pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia

Organisasi Militer dan Semimiliter Buatan Jepang pada Masa Penjajahan Jepang di Indonesia � Tahukah sobat jika Indonesia ternyata pernah dijajah Jepang ? Ya tentu saja tahu, ini materi kan dari Sekolah Dasar juga sudah diajarkan.

Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi-Militer) pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia

Memang, Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat kaya di dunia membuat banyak negara yang menjajah negara Indonesia ini. Mulai dari bangsa Eropa bahkan bangsa Asia sendiri juga ingin menjajah negeri kita tercinta ini.

Setelah masa penjajahan Belanda, rakyat Indonesia kembali dijajah oleh �Saudara Tua� yaitu Jepang. Dengan kekuatannya, Jepang berhasil menguasai wilayah di Indonesia. Kekuatan Jepang bahkan dapat dikatakan lebih kuat dibanding Sekutu karena Jepang memiliki bantuan kekuatan udara taktis, sedangkan kekuatan udara Sekutu sudah hancur karena pertempuran awal di Indonesia maupun di Malaysia.

Sesuai dengan sifat kemiliteran, jepang berambisi untuk mengalahkan Sekutu dengan memanfaatkan rakyat Indonesia terutama para pemuda. Adapun cara Jepang yaitu dengan membentuk organisasi-organisasi yang bersifat militer dan semi-militer.

Apa Pengertian/Arti Organisasi Militer Dan Semimiliter ?

Organisasi militer Jepang adalah organisasi yang dikhususkan untuk melakukan pertahanan secara militer guna mempertahankan wilayah Indonesia, misalnya prajurit tentara. Dalam organisasi ini, pelatihan kemiliteran sangat ditekankan.

Organisasi semi militer Jepang adalah organisasi yang tidak dikhususkan untuk melakukan pertahanan secara militer, namun lebih bersifat ke keamanan dan ketertiban serta kecenderungan untuk kesejahteraan rakyat. Pelatihan dibidang kemiliteran tetap ada, namun tidak begitu ditekankan.

Berikut adalah berbagai macam organisasi bentukan Jepang (semi-militer dan militer) beserta penjelasannya...

A. PENGERAHAN TENAGA PEMUDA


Menurut penilaian Jepang, para pemuda apalagi pemuda desa, belum terpengaruh dunia luar (alam pikiran Barat). Para pemuda Indonesia secara fisik kuat, semangat dan pemberani. Di samping itu, pemuda Indonesia kala itu jumlahnya cukup besar sehingga memegang peranan penting terhadap Indonesia.

Atas dasar berbagai pertimbangan tersebut, maka pemuda dimanfaatkan dan dijadikan sasaran utama propaganda Jepang. Berbagai semboyan seperti Jepang saudara tua, Indonesia sama saja dan Gerakan 3 A memang cukup menarik kalangan pemuda. Pernyataan Jepang akan persamaan dinilai sebagai bentuk perubahan dari keadaan masa Belanda yang begitu diskriminatif dan kejam.

Jepang memang sangat cerdik, sebelum membentuk organisasi semi-militer dan militer secara resmi, mereka terlebih dahulu melatih para pemuda dengan pendidikan guna meningkatkan kedisiplinan, semangat juang dan jiwa kesatria para pemuda.

Cara untuk menanamkan nilai tersebut diantaranya dengan pendidikan umum (sekolah dasar dan menengah) dan pendidikan khusus (pelatihan oleh Jepang). Adapun bentuk pelatihan oleh Jepang diantaranya yaitu :
  • BPAR (Barisan Pemuda Asia Raya).
  • San A Seinen Kutensho di bawah Gerakan 3A.

B. ORGANISASI SEMI-MILITER


#1. SEINENDAN

Seinendan (Korps Pemuda) adalah organisasi yang dibentuk Jepang dengan beranggotakan para pemuda berusia 14-22 tahun. Seinendan didirikan tepatnya pada tanggal 29 April 1943 dengan beranggotakan sekiranya 3500 orang pemuda dari seluruh Jawa.

Tujuan Seinendan

Tujuan Jepang membentuk Seinendan untuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri. 

Namun dibalik itu, ada tujuan lain dengan dibentuknya Seinendan ini. Jepang melatih para pemuda Indonesia juga dimaksudkan untuk memperoleh tenaga cadangan dari pemuda guna memenangkan peperangan Asia Timur Raya melawan Sekutu.

Fungsi Seinendan

Dalam pertahanan peperangan, Seinendan difungsikan sebagai barisan cadangan yang mengamankan barisan belakang.

Agar lebih efektif dan efisien, pengkoordinasian Seinendan diserahkan kepada penguasa setempat. Misalnya di daerah tingkat syu, diketuai syucokan. Begitu juga di daerah ken, ketuanya kenco dan seterusnya.

Keanggotaan Seinendan

Untuk memperbanyak anggota, Seinendan juga menggerakkan Seinendan bagian puteri (Josyi Seinendan). Seiring berjalannya waktu, jumlah Seinendan terus bertambah hingga akhir pendudukan Jepang di Indonesia. Jumlahnya kala itu bahkan mencapai 500 ribu pemuda.

Adapun tokoh perjuangan Indonesia yang pernah menjadi anggota Seinendan antara lain, Latif Hendraningrat dan Sukarni.


#2. KEIBODAN

Keibodan (Korps Kewaspadaan) adalah organisasi semimiliter yang anggotanya adalah pemuda berusia antara 25 sampai 35 tahun. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 29 April 1943 dengan tujuan untuk membantu Polisi Jepang pada masa penjajahan di Indonesia.

Keibodan juga memiliki ketentuan utama agar setiap orang yang dapat masuk harus memiliki badan yang sehat dan berkepribadian baik. Jika dilihat dari usia anggotanya, keibodan lebih siap dan matang untuk membantu tentara Jepang dalam keamanan dan ketertiban.

Contoh kegiatan dalam membantu poisi yaitu mengatur lalu lintas dan pengamanan desa.

Organisasi Seinendan dan Keibodan didirikan di seluruh daerah Indonesia, meski namanya berbeda-beda. Misalnya di Sumatera dikenal dengan Bogodan dan di Kalimantan disebut dengan Borneo Konan Kokokudan/Sameo Konen Hokokudan. Selain di Indonesia, penduduk Cina juga mengenal organisasi ini dengan sebutan Kakyo Keibotai.


#3. FUJINKAI

Fujinkai (Perkumpulan Wanita) adalah organisasi semi militer Jepang yang beranggotakan para wanita, dibentuk pada bulan Agustus 1943. Pembentukan organisasi ini di prakarsai oleh para istri pegawai daerah dan diketuai oleh isteri-istri kepala daerah tersebut.

Untuk anggota dari Fujinkai itu sendiri minimal harus berusia 15 tahun. Tugas utama Fujinkai ini yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat melalui kegiatan pendidikan dan kursus-kursus. 

Saat situasi semakin memanas, Fujinkai dilatih militer sederhana, bahkan pada tahun 1944 dibentuk �Pasukan Srikandi� guna membantu perang melawan Sekutu.


#4. SUISHINTAI

Latar Belakang Suishintai

Latar belakang dibentuknya Suishintai yaitu atas dasar keputusan rapat Chuo-Sangi-In (Dewan Pertimbangan Pusat). Salah satu keputusan rapat tersebut adalah merumuskan cara untuk menumbuhkan kesadaran rakyat untuk memenuhi kewajiban dan membangun persaudaraan dalam rangka mempertahankan tanah airnya dari serangan musuh.

Rapat tersebut menghasilkan keputusan rapat pada tanggal 1 November 1944 yang kemudian Jepang membentuk organisasi bernama �Suishintai� dalam bahasa Indonesia �Barisan Pelopor�.
Tujuan Suishintai

Melalui organisasi ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat sehingga siap untuk membantu Jepang dalam mempertahankan Indonesia.

Suishintai juga mengadakan pelatihan militer bagi para pemuda, walaupun menggunakan peralatan sederhana (seperti bambu runcing dan senapan kayu). Selain itu juga, Suishintai dilantih untuk menggerakkan massa, memperkuat pertahanan dan hal lain yang intinya untuk kesejahteraan rakyat.

Keanggotaan Suishintai

Organisasi semimiliter ini juga tergolong unik karena pemimpinnya adalah seorang nasionalis, yaitu Ir. Soekarno (dibantu R.P Suroso, Otto Iskandardinata, dan Buntaran Martoatmojo).

Di bawah naungan Jawa Hokokai, organisasi ini memiliki anggota mencapai 60.000 orang. Dalam organisasi ini, dibentuk juga �Barisan Pelopor Istimewa� sejumlah 100 orang yang anggotanya dipilih dari berbagai asrama terkenal. Anggota �Barisan Pelopor Istimewa� ini antara lain yaitu Supeno, D.N. Aidit, Johar Nur, Asmara Hadi dan Sudiro sebagai ketuanya. 

�Barisan Pelopor Istimewa� di bawah kepemimpinan para nasionalis menyebabkan organisasi ini berkembang pesat. Organisasi semi-militer ini dapat mengobarkan semangat nasionalisme dan rasa persaudaraan di Indonesia.


#5. KAIKYO SEINEN TEISHINTI (HIZBULLAH)

Hizbullah (Tentara Allah) adalah organisasi semimiliter yang dibentuk Jepang dengan beranggotakan para sukarelawan khusus pemuda Islam.

Latar belakang dibentuknya Hizbullah

Akibat peperangan Asia Timur Raya, Jepang semakin terdesak dan mengalami kesulitan karena banyak mengalami kekalahan. Keadaan tersebut memicu Jepang untuk menambah kekuatan dengan merencanakan pembentukan pasukan cadangan sebanyak 40.000 orang (terdiri dari para pemuda Islam).

Rencana Jepang tersebut cepat menyebar di tengah masyarakat dan segera disambut positif dari tokoh-tokoh Masyumi, pemuda Islam Indonesia dan pihak lainnya.

Bagi Jepang, pasukan Islam ini digunakan untuk membantu memenangkan perang, namun bagi Masyumi pasukan Islam terebut digunakan untuk persiapan menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Sehubungan dengan itu, pemimpin-pemimpin Masyumi mengusulkan kepada Jepang untuk membentuk pasukan sukarelawan yang khusus terdiri dari pemuda Islam. Kemudian pada tanggal 15 Desember 1944 dibentuklah organisasi semimiliter yang terdiri dari pasukan sukarelawan pemuda Islam yang dinamai Hizbullah (Tentara Allah) dalam istilah Jepangnya yaitu Kaikyo Seinen Teishinti.
Tugas pokok Hizbullah

1.Sebagai tentara cadangan :
  • Membantu tentara Dai Nippon.
  • Melatih diri, jasmani dan rohani dengan segiat-giatnya.
  • Menjaga bahaya udara dan mengintai mata-mata musuh.
  • Menggiatkan dan menguatkan usaha-usaha untuk kepentingan perang.
2.Sebagai pemuda Islam
  • Membela agama dan umat islam di Indonesia.
  • Menyiarkan agama Islam.
  • Memimpin umat Islam untuk taat beragama.
  • Keanggotaan Organisasi Hizbullah
Untuk mengkoordinasikan program dan kegiatan Hizbullah, dibentulah pengurus pusat Hizbullah. Ketua pengurus pusat adalah K.H. Zainul Arifin dengan Wakilnya yaitu Moh. Roem. Anggota pengurus lainnya antara lain, Kyai Zarkasi, Prawoto Mangunsasmito dan Anwar Cokroaminoto.

Para anggota Hizbullah sudah menyadari bahwa tanah Jawa adalah pusat pemerintahan tanah air Indonesia yang harus dipertahankan. Jika Jawa di serang musuh, Hizbullah akan mempertahankannya dengan dengan penuh semangat dan rasa nasionalisme yang tinggi.

Semangat ini tentunya bukan serta merta untuk membela Jepang, melainkan untuk tanah air tercinta. Jika barisan pelopor disebut sebagai organisasi semi-militer di bawah naungan Jawa Hokokai, maka Hizbullah merupakan organisasi semi-militer di bawah naungan Masyumi.

#6. GOKUKUTAI

Gokukutai (Barisan Pelajar) adalah organisasi yang mengikutsertakan pelajar untuk berperang karena desakan militer akibat peperangan.

C. ORGANISASI MILITER RESMI


#1. HEIHO

Heiho (Pasukan Pembantu Prajurit Jepang) adalah organisasi yang beranggotakan prajurit Indonesia untuk melaksanakan pertahanan militer, baik di Angkatan Darat maupun di Angkatan Laut.

Heiho dibentuk berdasarkan instruksi bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum Kerajaan jepang pada tanggal 2 September 1942 yang kemudian pada bulan April 1945 menjadi cikal bakal organisasi ini.
Tujuan dan Kegiatan Heiho
Tujuan didirikannya Heiho yakni sebagai pembantu kesatuan angkatan perang dan dimasukkan sebagai bagian dari tentara Jepang. Adapun kegiatannya yaitu :

  • Membangun pertahanan.
  • Menjaga kamp pertahanan.
  • Membantu tentara Jepang dalam peperangan.
Organisasi ini memang dikhususkan untuk bidang kemiliteran sehingga jauh lebih terlatih dibanding organisasi-organisasi lainnya. Heiho sendiri juga dibagi menjadi beberapa bagian, baik di angkatan darat, angkatan laut maupun bagian kepolisian. 

Heiho juga memanfaatkan pasukannya sebagai tenaga kasar yang dibutuhkan dalam peperangan, contohnya memelihara berbagai senjata perang dan memindahkan senjata dan peluru dari gudang ke atas truk.
Keanggotaan Heiho

Untuk menjadi anggota Heiho tidaklah mudah, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut antara lain yaitu :

  • Berusia antara 18 sampai 25 tahun.
  • Berbadan sehat baik jasmani maupun rohani.
  • Berkelakuan dan berkepribadian baik.
  • Berpendidikan minimal sekolah dasar.
Jumlah anggota Heiho mencapai sekitar 42.000 orang (sejak berdiri hingga akhir masa pendudukan Jepang). Dari total tersebut, 25.000 orang diantaranya adalah penduduk dari Jawa. Namun begitu, tidak ada seorang pun yang berpangkat pejabat (perwira), karena pangkat pejabat hanya untuk orang-orang Jepang saja.

#2. PETA 

PETA (Pembela Tanah Air) adalah organisasi militer yang dibentuk Jepang dengan tujuan menambah kesatuan tentara guna memperkuat organisasi sebelumnya, yaitu Heiho.

Walaupun Jepang semakin terdesak karena perang melawan Sekutu, Jepang tetap berusaha mempertahankan Indonesia dari serangan sekutu. Karena Heiho dipandang belum memadai, maka dibentuklah suatu organisasi militer yang dinamai PETA (Pembela Tanah Air). 

Kapan PETA didirikan ? 

PETA didirikan secara resmi pada tanggal 3 Oktober 1943 atas usulan dari Gatot Mangkupraja kepada Letnan Jenderal Kumakici Harada (Panglima Tentara Jepang ke-16). Pembentukan PETA ini didasarkan pada peraturan pemerintah Jepang yang disebut dengan Osamu Seinendan nomor 44.

Keanggotaan PETA

Banyak pemuda-pemuda yang tergabung dalam Seinendan mendaftarkan diri menjadi anggota PETA. Anggota PETA yang bergabung berasal dari berbagai elemen masyarakat.

Karena kedudukannya yang bebas (fleksibel) dalam struktur organisasi Jepang, PETA diperbolehkan untuk melakukan perpangkatan sehingga ada orang Indonesia yang menjadi seorang perwira.

Hal ini menyebabkan masyarakat tertarik pada organisasi ini dan kemudian bergabung menjadi anggota PETA. Hingga akhir masa pendudukan Jepang di Indonesia, jumlah anggota PETA berkisar 37.000 orang di Jawa dan 20.000 orang di Sumatera. Di Sumatera, organisasi ini lebih dikenal dengan Giyugun (prajurit sukarela). 

Orang-orang PETA ini menghasilkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas dari Indonesia, terutama di bidang kemiliteran. Pada masa-masa selanjutnya, para pemimpin tersebut mampu membawa perubahan terhadap kondisi tanah air Indonesia.

Adapun tokoh-tokoh PETA yang terkenal dan membawa pengaruh besar diantaranya yaitu, Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, Supriyadi dan Jenderal Ahmad Yani.

Perbedaan Antara Heiho dengan PETA


Heiho
  1. Organisasi Heiho secara resmi ditempatkan pada struktur organisasi tentara Jepang, baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut.
  2. Heiho bertugas untuk mengumpulkan pajak dari rakyat.
  3. Didirikannya Heiho bertujuan untuk membantu tentara Jepang berperang melawan Sekutu.
  4. Tidak ada orang Indonesia yang berpangkat perwira dalam Heiho, karena pangkat perwira hanya untuk orang Jepang (tidak diperbolehkan jadi perwira).

PETA

  1. Organisasi PETA tidak secara resmi ditempatkan pada struktur organisasi tentara Jepang, namun langsung di bawah pemerintahan Jepang.
  2. Organisasi PETA bertugas sebagai mata-mata Jepang, baik itu dalam membela atau mempertahankan tanah air Indonesia dari serangan Sekutu.
  3. Organisasi PETA bertujuan untuk membantu tentara Jepang berperang melawan Sekutu (sama dengan Heiho).
  4. PETA lebih fleksibel dalam kedudukannya, dalam hal kepangkatan ada orang Indonesia yang menjadi perwira (diperbolehkan jadi perwira).

Demikianlah artikel singkat tentang organisasi buatan Jepang yang bersifat semi-militer dan militer, semoga dapat menambah wawasan sobat mengenai sejarah negara Indonesia ini.

Salam Pelajar Indonesia !

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi-Militer) pada Masa Pendudukan Jepang di Indonesia"

Post a Comment