Kebijakan dan Kekejaman VOC di Indonesia serta Pengaruhnya bagi Rakyat Pribumi

Kebijakan dan Tindakan Kejam VOC di Indonesia serta Pengaruhnya bagi Rakyat Indonesia - Masih ingat masa kepemimpinan JP. Coen ? Dia lah yang mempelopori penjajahan di Indonesia. Sikapnya yang congkak, kejam dan sangat bernafsu untuk memonopoli menjadi cikal bakal kongsi penjajah. Caranya untuk mengeksploitasi tanah air sungguh picik dan kejam.

Kebijakan dan Kekejaman VOC di Indonesia serta Pengaruhnya bagi Rakyat Pribumi

Setelah membuat aturan dan hak octroi, VOC sangat bebas untuk melakukan monopoli dan mengekspoitasi kekayaan Nusantara baik SDA maupun SDM.

Berikut adalah sedikit gambaran mengenai kebijakan dan tindakan VOC...

A. KEBIJAKAN DAN TINDAKAN VOC


Berbagai tindakan yang dilakukakan VOC ketika dipimpin JP Coen dilakukakan secara sewenang-wenang dan dengan kekerasan bahkan dapat dikategorikan sebagai kekejaman.

Adapun serangkaian kebijakan/tindakan VOC tersebut, antara lain :

1. Contingenten

Contingenten adalah kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak hasil bumi.

2. Verplichhte Leverantie (Prianger Stelsel)

Penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan VOC. Prianger Stelsel/Sistem Priangan dimulai sejak 1723, dengan korbannya masyarakat Priangan itu sendiri. Masyarakat dikenai aturan wajib menanam kopi dan menyerahkan hasilnya ke kompeni tanpa diberi upah sepeserpun. 

3. Pelayaran Hongi

Pelayaran Hongi yaitu pelayaran dengan menggunakan kapal kora-kora yang dipersenjatai guna mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. Tindakan nyata VOC kala itu yaitu merampas kapal penduduk yang menjual langsung rempah-rempah pada pedagang selain VOC (Inggris, Perancis).

4. Monopoli perdagangan dengan cara kekerasan.

5. VOC cukup menduduki tempat-tempat yang strategis untuk memonopoli.


6. Merebut pasaran produksi pertanian dengan cara memaksakan monopoli.
 

7. Hak Octroi yang membuat VOC lebih leluasa untuk memonopoli dan mengekspoitasi SDA/SDM.
 

8. Peraturan mengenai ketentuan wilayah dan jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh ditanam.
 

9. Lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan tetap dipertahankan agar dapat dipengaruhi/diperalat, jika tidak mau baru melakukan perang.

10. Tidak aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian. 

Cara memproduksi hasil pertanian dibiarkan ke Pribumi, namun yang terpenting VOC dapat memperoleh hasilnya walau dengan paksaan.

11. Membangun markas VOC di Batavia (sekarang Jakarta) yang sebelumnya berada di Ambon dan Banten. 

Pemilihan Batavia sebagai markas untuk mempermudah pelayaran ke seluruh daerah di Nusantara karena Batavia letaknya sangat strategis. Kala itu J.P Coen dengan 18 kapal perangnya mengepung Jayakarta lalu membumihanguskannya pada 30 Mei 1619. Kemudian nama Jayakarta diganti menjadi Batavia.

12. Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting dan membangun benteng-benteng. 

Pada tahun 1605, Belanda mendirikan pangkalan dagang di Banten yang sebelum itu terjadi, Belanda telah merebut benteng Victoria dari tangan Portugis di Ambon.
Benteng-benteng yang dikuasai VOC antara lain :
  • Benteng Nasao di Banda
  • Benteng Doorstede di Saparua
  • Benteng Orange di Ternate
  • Benteng Rotterdam di Makassar
  • Benteng Victoria di Ambon
  • Benteng Kota Intan di Banten
13. Politik Devide at Impera 

Politik Devide at Impera yakni VOC melakukan campur tangan urusan kerajaan di Nusantara, terutama yang menyangkut usaha pengumpulan hasil bumi dan pelaksanaan monopoli rempah-rempah.

Ketika terjadi masalah internal dalam sebuah kerajaan, VOC ikut campur dalam urusan dengan membantu salah satu pihak untuk mengalahkan lawannya. Tentunya ada udang di balik batu, ada beragam syarat yang harus dipenuhi oleh kerajaan dan bersifat menguntungkan VOC.

Contoh politik Devide at Impera tersebut yaitu :
  • VOC membantu Sultan Haji mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa yang merupakan ayahnya sendiri sehingga dapat menguasai Banten.
  • Keberhasilan VOC memecah-belah Kerajaan Mataram menjadi 3 : Kasunanan, Kasultanan dan Mangkunegaran.
  • VOC membantu Aru Palaka (Raja Bone) melawan Sultan Hasanuddin (Sultan Makassar). Pada akhirnya terbentuklah sebuah perjanjian yang bernama �Perjanjian Bongaya� yang mengakibatkan Makassar jatuh ke tangan VOC.
Sebenarnya masih banyak tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh VOC, namun beberapa contoh diatas sudah membuktikan bahwa tindak keserakahan dan kekerasan oleh VOC menunjukkan mereka tidak bersyukur atas nikmat yang diberikan Sang Pencipta. Kita tidak boleh meniru sama sekali.

Kebijakan tersebut juga berpengaruh terhadap rakyat Indonesia itu sendiri, baik secara langsung maupun tidak langsung.

B. KEKEJAMAN VOC


Sudah kita ketahui, VOC sangatlah rakus dan tamak. Mereka mengekspoitasi SDA dan SDM di Nusantara dengan semena-mena. Kebijakan dan tindakan mereka juga jelas sangat merugikan Nusantara kala itu. 

Awalnya baik, namun ujung-ujungnya jahat. Berpura-pura baik pada rakyat, namun ketika sudah akrab ditikung dari belakang. Sungguh cerdik dan picik.

Inilah beberapa gambaran kekejaman VOC terhadap rakyat Pribumi....

Aturan gila dari VOC seperti hak octroi menyebabkan rakyat hidup miskin dan menderita.

Kebijakan, aturan, dan tindakan sinting itu dibuat VOC untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya dari Nusantara. Hingga penderitaan rakyat memuncak, puluhan ribu batang tanaman rempah dibinasakan. Rakyat disiksa, dibunuh, dianiaya atau dijadikan budak bahkan gadis cantik dijadikan pemuas nafsu birahi mereka. Gila ! Sungguh keterlaluan...

Baca juga : dampak pendudukan Jepang di Indonesia

Ribuan rakyat lalu berbondong-bondong melarikan diri dan menjauh, tidak sedikit pula yang mati kelaparan di hutan atau pegunungan. Tanah rakyat ditinggalkan dan VOC membagi tanah ke para pegawainya.

Karena hal itu, timbul beragam perlawanan dari berbagai daerah. Namun piciknya lagi, mereka ikut campur dalam urusan kerajaan dengan politik adu domba yang menyebabkan raja dan pahlawan kita gugur. Ribuan nyawa tumbang melawan VOC, dan kekuasaannya semakin menjadi-jadi.

Semua menderita, semua sengsara dan merasakan kengerian dari kekejaman VOC kala itu. 

Sebenarnya masih banyak contoh kekejaman VOC, namun sudah jelas bahwa VOC memang benar-benar jahat.

C. PENGARUH KEBIJAKAN VOC BAGI RAKYAT INDONESIA

Kebijakan dan tindakan yang dilakukan VOC tentu berpengaruh bagi rakyat Indonesia, ada negative ada juga yang positif...

1. Negative :
  • Kekuasaan Raja menjadi berkurang
  • Rakyat menjadi miskin dan menderita karena hak octroi
  • Wilayah kerajaan terpecah-belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru di bawah kendali VOC.
  • Hak Ekstirpasi merupakan ancaman matinya harapan rakyat untuk menikmati sumber penghasilan yang lebih.
  • Pelayaran Hongi, dapat dikatakan sebagai perampasan, perampokan, perbudakan, dan pembunuhan sehingga menyengsarakan rakyat.
2. Positif :

Rakyat Indonesia mengenal mata uang baik logam maupun kertas, sistem pertahanan benteng, etika perjanjian, dan persenjataan modern (meriam, senjata api dan sebagainya).

Sejarah merupakan ilmu yang mengasyikkan. Dengan kita mengenal sejarah penjajahan Belanda melalui VOC, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sesuatu yang dinamakan penjajahan benar-benar merugikan.
Di era sekarang ini, penjajahannya sudah berubah menjadi penjajahan modern. 

Maka dari itu, kita perlu mengantisipasi dan melawan segala bentuk penjajahan negara asing terhadap bangsa Indonesia sehingga kita tidak terjajah untuk kedua kalinya....

Ayo Lawan Penjajah Modern Indonesia !

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kebijakan dan Kekejaman VOC di Indonesia serta Pengaruhnya bagi Rakyat Pribumi"

Post a Comment