Pengertian dan Perbedaan Qada & Qadar
Sebagai umat Islam yang baik, kita pasti sudah pernah mendengar kisah-kisah para nabi pada zamannya. Mereka adalah orang-orang terpilih yang sudah sepatutnya ditiru oleh umat manusia.
Lantas, masih ingatkah sobat mengenai kisah Nabi Ibrahim yang diutus oleh Allah untuk menyembelih anaknya sendiri (Nabi Ismail) melalui perantara mimpi, lalu kemudian anaknya mempercayai hal tersebut sebagai perintah-Nya ?
Yaps ! Mereka (para nabi) merupakan sosok-sosok manusia yang sudah selayaknya kita tiru akhlaknya, karena benar-benar menjaga nilai-nilai Tauhid dengan kepercayaan/keyakinan yang amat tinggi.
Pengertian Qada dan Qadar
Ulama-ulama yang ada di dunia ini memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai qada dan qadar. Sebagian ulama ada yang mengartikan sama, dan sebagian ulama yang lainnya memberikan artian yang berbeda.
Pandangan yang membedakan antara Qada dan Qadar, memberikan definisi mengenai Qada yaitu �Segala sesuatu yang Allah Subhanahu Wa Ta�ala wujudkan (adakan/berlakukan) sesuai dengan ilmu dan kehendak-Nya.� Sedangkan Qadar adalah �Ilmu Allah Subhanahu Wa Ta�ala tentang apa yang akan terjadi kepada makhluk di masa yang akan datang.� Bahkan ada sebagian ulama yang justru menerapkan definisi tersebut (di atas) secara terbalik, dengan kata lain definisi Qada dan Qadar itu ditukar penerapannya.
Adapun pandangan yang menyamakan Qada dan Qadar mendefiniskan bahwa Qada dan Qadar adalah �Aturan baku yang diberlakukan oleh Allah Subhanahu Wa Ta�ala terhadap alam semesta, peraturan/undang-undang yang bersifat umum, dan berbagai hukum yang mengikat hubungan sebab dan akibat.�
Pendapat di atas bisa didapat karena penjelasan-penjelasan yang terdapat di dalam Al-Quran. Salah satu contohnya yaitu terdapat di Surah Ar-Ra�d (13) ayat 8 yang berbunyi :
Artinya :
�Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahimm yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.�
Sampai saat ini, mungkin sobat sudah sedikit paham.
Nah, mari kita simpulkan bersama pengertiannya menurut bahasa dan istilah.
- Pengertian Qada menurut Bahasa : menentukan atau memutuskan.
- Pengertian Qada menurut Istilah : segala ketentuan Allah Subhanahu Wata�ala sejak zaman azali.
- Pengertian Qadar menurut Bahasa : memberi kadar, aturan, atau ketentuan.
- Pengertian Qadar menurut Istilah : ketetapan Allah Subhanahu Wata�ala terhadap seluruh makhluk-Nya tentang segala sesuatu.
Pendapat ini bisa diperkuat dengan adanya firman Allah Subhanahu Wata�ala dalam Al-Quran Surah Al-Furqan (25) ayat 2 yang berbunyi :
Artinya :
�Yang kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan-Nya, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.�
Seperti yang kita ketahui, Qada dan Qadar adalah rukum iman yang ke 6 dan menjadi wajib hukummnya untuk kita yakini kebenarannya. Hal ini juga sudah dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta�ala di dalam Al-Quran Surah Al-Hajj (22) ayat 70 yang berbunyi :
�Apakah kamu tiak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi ?; bahwasannya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.�
Firman lainnya :
�Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.� (Al-Quran Surah Al-Hadid (57) ayat 22).
Iman kepada Qada dan Qadar sama artinya dengan percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Subhanahu Wa Ta�ala telah menentukan segala sesuatu bagi makhluk-Nya.
Ada juga Yasin yang berpendapat bahwa ian kepada Qada dan Qadar adalah mengimani adanya ilmu Allah Subhanahu Wa Ta�ala yang qadim dan mengimani adanya kehenak Allah Subhanahu Wa Ta�ala yang berlaku serta kekuasaan-Nya yang menyeluruh.
Dalam mengimani Qada dan Qadar, kita sebaiknya memahami empat prinsip di dalamnya yaitu :
- Iman kepada ilmu Allah Subhanahu Wa Ta�ala yang Qadim (tidak berpermulaan), dan Dia mengetahui perbuatan manusia sebelum mereka melakukannya;
- Iman bahwa semua Qadar Allah Subhanahu Wa Ta�ala telah tertulis di dalam Lauh Mahfuzh;
- Iman kepada adanya kehendak Allah Subhanahu Wata�ala yang berlaku dan kekuasaan-Nya bersifat menyeluruh;
- Iman bahwa Allah Subhanahu Wa Ta�ala adalah Dzat yang mewujudkan makhluk. Allah Subhanahu Wata�ala adalah Sang Pencipta dan yang lain adalah makhluk-Nya.
Mungkin sobat masih awam dengan istilah Qada dan Qadar di dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tanpa kita ketahui Qada dan Qadar sudah sering kita ucapkan. Orang-orang biasa menyebut Qada dan Qadar dengan istilah takdir.
Tuh, udah biasa bilang takdir kan ?
Nah sebenarnya bagi manusia dan makhluk lain, ada yang memiliki pandangan bahwa takdir itu terdiri dari takdir baik dan takdir buruk. Namun, dalam pandangan Allah Subhanahu Wa Ta�ala semua takdir itu baik. Hal ini dikarenakan keburukan tidak dinisbatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta�ala, Ilmu Allah Subhanahu Wa Ta�ala, kehendak-Nya, catatan-Nya, dan penciptaan-Nya semuanya itu merupakan kebijaksanaan, keadilan, kasih sayang, dan kebaikan.
Yang perlu sobat ketahui, keburukan bukanlah sifat Allah Subhanahu Wa Ta�ala dan bukan pula pekerjaan-Nya, dan Dia adalah yang paling sempurna di alam semesta ini.
Hal ini didasarkan dengan firman Allah dalam Al-Quran Surah Yunus (10) ayat 44 yang berbunyi :
�Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada dirinya sendiri.�
Kewajiban Beriman kepada Qada dan Qadar
Diriwayatkan bahwa pada suatu hari Rasulullah Sallallahu 'Alaihi Wassallam di datangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih dan rambutnya sangat hitam. Lelaki itu kemudian bertanya mengenai Islam, Iman dan Ihsan. Mengenai keimanan, Rasulullah menjawab yang artinya : �Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan beriman pula kepada Qada dan Qadar (takdir) yang baik maupun yang buruk.� (Hadist Riwayat Muslim).
Lelaki berambut hitam itu sebenarnya adalah Malaikat Jibril yang sengaja datang untuk memberi pelajaran agama kepada umat Rasulullah. Dan seperti yang kita tahu, jawaban dari Rasulullah itu merupakan rukun iman seorang muslim yang mana salah satunya merupakan iman kepada Qada dan Qadar Allah Subhanahu Wa Ta�ala.
Maka dari itu, mempercayai dan meyakini adanya Qada dan Qadar adalah suatu kewajiban. Kita benar-benar harus meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, keluarga kita, lingkungan pergaulan kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak adalah atas kehendak atau takdir Allah Subhanahu Wa Ta�ala.
Kita juga harus rela dan ikhlas menerima segala ketentuan Allah Subhanahu Wa Ta�ala atas diri kita. Hal ini telah diterangkan dalam hadist qudsi, bahwa Allah Subhanahu Wata�ala berfirman yang artinya :
�Siapa yang tidak rida dengan Qada-Ku dan Qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku.� (Hadist Riwayat At-Tabrani)
Takdir Allah merupakan iradah/kehendak-Nya. Maka dari itu, takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita.
Ketika takdir sesuai dengan keinginan kita, maka hendaklah kita bersyukur karena itu merupakan nikmat yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu Wata�ala.
Namun, ketika takdir tidak sesuai keinginan (mungkin berupa musibah atau hal yang kurang menyenangkan), maka hendaklah kita bersabar. Kita pasrahkan saja kepada-Nya dengan penuh keikhlasan.
Kita juga harus meyakini bahwa dibalik musibah tersebut pasti ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Subhanahu Wa Ta�ala Maha Mengetahui atas apa yang diperbuat-Nya.
Dan sobat juga perlu tahu bahwa Allah adalah sebaik-baiknya perencana. Bukan tidak mungkin, musibah tersebut adalah sebuah peringatan kepada kita agar lebih mengingat-Nya.
Kita perlu berbaik sangka atas segala sesuatu yang menimpa kita, baik itu berupa hal baik maupun buruk, karena semua itu sejatinya adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita.
Nah, sampai di sini pasti sobat sudah benar-benar paham mengenai pengertian dan perbedaan Qada & Qadar. Keduanya itu merupakan takdir Allah yang harus kita yakini dengan sepenuh hati. Oh iya, kamu juga harus baca artikel perbedaan takdir mubram dan muallaq agar dapat menambah wawasan terhadap ilmu agama Islam.
0 Response to "Pengertian dan Perbedaan Qada & Qadar"
Post a Comment