25 Contoh Pantun Nasehat Untuk Anak � Pantun merupakan bentun prosa lama yang mulai jarang ditemukan. Pantun adalah salah satu bentuk sastra berupa syair yang penuh makna. Pantun terdiri atas beberapa bait kata yang berisi syair serta isi. Pantun terdiri atas empat bait, dimana dua bait pertama merupakan sampiran yang berisi rangkaian kata pendahuluan. Sementara dua bait terakhir adalah isi dari pantun tersebut. Pantun memiliki rima aaaa atau abab. Pantun biasanya digunakan dengan tujuan untuk menyindir, memuji, memberi nasihat dan sebagainya. Memberi nasihat dengan pantun akan menimbulkan kesan yang lebih mendalam. Berikut adalah 25 contoh pantun nasihat untuk anak.
25 Contoh Pantun Nasihat Anak
Burung berkicau di pagi hari (a)
Merdu benar suaranya (b)
Duhai nanda yang kusayangi (a)
Sudah besar jadilah juara (b)
Anak ular menggigit (a)
Anak anjing menggonggong (b)
Jujurlah meski itu pahit (a)
Jangan suka berbohong (b)
Minum sirup ditambah madu (a)
Segar benar rasanya (b)
Pandai � pandailah mengatur waktu (a)
Agar selamat dunia dan akhiratnya (b)
Anak burung belajar terbang (a)
Induk burung amatlah senang (b)
Saat kecil kita ditimang (a)
Sudah besar haruslah sayang (b)
Semangka manis enak dimakan (a)
Merah segar warnanya (b)
Jangan lupa kepada Tuhan (a)
Hidup selamat berkat kasih-Nya (b)
Pak Joko membeli sayur (a)
Tongseng ayam enak rasanya (b)
Kalau kita bicara jujur (a)
Hidup lega rasanya (b)
Pergi ke toko souvenir (a)
Banyak sekali pilihan barang (b)
Hematlah menggunakan air (a)
Bekal generasi yang akan datang (b)
Buah mengkudu buah manggis (a)
Buah rambutan juga durian (b)
Wahai kau anak yang manis (a)
Buang sampah jangan sembarangan (b)
Ke pasar membeli sepatu (a)
Sepatu warna ungu (a)
Sejak kecil rajin membaca buku (a)
Sudah besar kayalah ilmu (a)
Buah kedondong asam rasanya (a)
Buah pare pahit rasanya (a)
Perbanyaklah berdoa (a)
Agar selamat hidupnya (a)
Sekelompok burung dara (a)
Terbang tinggi berkelana (a)
Sayangi orang tua (a)
Selama hayat melekat di dada (a)
Ayam berkokok di pagi hari (a)
Burung � burung menari � nari (a)
Rajin belajar supaya pandai (a)
Besar nanti bangunlah negeri (a)
AdvertisementWarna � warni pelangi (a)
Hiasi langit yang tinggi (a)
Lestarikan bumi (a)
Hidup lebih berarti (a)
Pergi mandi ke telaga (a)
Pulangnya mancing dipinggir kali (b)
Jiwa raga harus dijaga (a)
Bangkai bertulang tak berarti (b)
Sampai kapan menghindari matahari? (a)
Kapan pergi ke pegunungan? (b)
Permaisuri seperti apa yang kau cari? (a)
Kapan pergi ke pelaminan? (b)
Dalamnya lautan kau selami (a)
Tingginya gunung kau daki (a)
Marilah kita lestarikan kekayaan negeri (a)
Batu permata, emas, mutiara ada disini (a)
Kucing berlari (a)
Mengejar mentari (a)
Nandaku besar nanti (a)
Jangan suka korupsi (a)
Ada pelangi di atas mentari (a)
Rupa � rupa warnanya (b)
Jangan makan sambil berlari (a)
Atau tanggung deritanya (b)
Burungku sayang burungku malang (a)
Keluar kandang diterkam macan (b)
Duhai anakku yang ku sayang (a)
Pandai � pandailah memilih teman dalam pergaulan (b)
Kicauan burung di sore hari (a)
Suara adzan berkumandang (b)
Siapa yang senang berbagi (a)
Hidup kan terasa lapang (b)
Hujan membasahi isi bumi (a)
Hewan - hewan menuju tempat bermukim (b)
Jadilah anak yang berbakti (a)
Orang tua kerja siang dan malam (b)
Pergi ke pasar membeli sari (a)
Cuma ada di Toko Susi (a)
Sejak kecil belajar mencuri (a)
Sudah besar berani korupsi (a)
Burung kutilang burung kenari (a)
Bertengger di atas bunga melati (a)
Ibu bapak harus dihormati (a)
Tanah surga menanti (a)
Pergi ke sungai memancing ikan (a)
Di jalan bertemu duri (b)
Saling menolong dalam kebaikan (a)
Manusia lebih berarti jika berbagi (b)
Kancil anak Pak Herman (a)
Kelakuan selalu menakjubkan (a)
Jangan lelah berbuat kebaikan (a)
Meski tak pernah menjadi sorotan (a)