Faktor Penyebab & Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia

Pada zaman dahulu, sekitar tahun 500 Masehi, bangsa Eropa telah menikmati dan mengonsumsi rempah-rempah yang berasal dari Timur, terutama dari Nusantara (Indonesia).

Sebenarnya negeri yang kita cintai ini dulunya adalah salah satu negara dengan penghasil rempah terbesar di dunia, terutama di Maluku. Hasil bumi dari Nusantara di distribusikan dari pulau ke pulau, dari negara ke negara dengan perantara perdagangan.

Faktor Penyebab & Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia
Peta jalur perdagangan Indonesia (sumber gambar : wikipedia.org)
Perdagangan ini bersifat massive/berantai sehingga bisa sampai ke Eropa. Para pedagang dari Gujarat (India), Persia dan Arab membawa barang dagangan dari Indonesia menuju Teluk Persia dan Laut Merah.

Hasil dagangan tersebut kemudian didistribusikan ke berbagai pelabuhan di pantai Laut Tengah bagian Timur seperti Konstantinopel, Iskandariyah, dan Sidon. Dari situ, didistribusikan lagi ke daerah lain sehingga bangsa Eropa dapat dengan mudah membelinya. 

Bangsa Eropa sendiri kemudian menyebarkannya lagi ke negaranya, misalnya membawanya ke pelabuhan di Eropa Selatan terlebih dahulu. Dari Eropa Selatan, barang dagangan tersebut disebarkan lagi ke Eropa Barat, Eropa Tengah dan Eropa Utara.

Proses transaksi perdagangan tersebut berjalan dengan lancar, hingga suatu ketika bangsa Eropa mengalami krisis dan kemerosotan ekonomi. Hal tersebut memicu bangsa Eropa untuk mengarungi luasnya samudera. Hingga sampailah mereka ke Nusantara (Indonesia), dengan berbagai dalih dan tujuan. 

Tapi mau ngapain sih mereka ? Kenapa mereka rela datang jauh-jauh dari Eropa ke Nusantara (Indonesia) ?

Untuk menjawabnya, sebenarnya ada beberapa faktor yang menyebabkan/melatarbelakangi kedatangan bangsa barat ke Indonesia, mari kita simak satu per satu.....

Faktor Penyebab & Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia


1. Perang Salib

Pada abad ke-7 kota Jerusalem jatuh ke tangan banga Arab. Peziarah dari Eropa masih diperkenankan berkunjung sehingga tidak menimbulkan konflik. Namun setelah bangsa Turki menguasai Jerusalem (1070) para peziarah Kristen dilarang mengunjungi kota suci tersebut, sehingga berkobar Perang Salib yang terjadi tujuh kali sepanjang tahun 1070-1291 (sekitar 200 tahun).
Dinamai Perang Salib oleh orang Kristen, dan dinamai Perang Suci oleh orang Islam.
Perang ini melibatkan sangat banyak orang, terdiri dari orang-orang Turki Seljuk dan Arab melawan bangsa Eropa. Pada akhirnya kota Jerusalem berhasil dikuasai oleh orang Islam. Namun bangsa Eropa tak tinggal diam, mereka ingin balas dendam. Raja Richard The Lion Heart (Inggris) menghimbau para Raja di Eropa untuk merebut kekuasaan kota Jarusalem. Mereka berusaha namun gagal.

Perang ini mengakibatkan terputusnya hubungan perdagangan antara Eropa dengan Asia Barat dan memicu persaingan antar bangsa di Eropa untuk mencari dunia baru.

Adapun faktor penyebab perang salib yaitu (saya simpulkan) :
  • Para peziarah Kristen dilarang mengunjungi Jerusalem.
  • Keinginan merebut Spanyol yang telah dikuasai Dinasti Umayyah selama 7 abad.
  • Usaha untuk mempersatukan kembali Gereja Roma dengan Gereja Romawi Timur, seperti di Konstantinopel, Jerusalem dan Aleksandria yang dipelopori oleh Paus Urbanus.
Dampak perang salib antara lain :
  • Terputusnya jalur perdagangan antara Eropa dan Asia Barat (Timur Tengah), sehingga pedagang-pedagang dari Eropa mulai mencari jalan lain untuk mendapat rempah-rempah.
  • Karena kekalahan dalam Perang Salib, bangsa Eropa menyadari bahwa mereka telah tertinggal dari orang-orang Islam dan bangsa Timur. Kelemahan tersebut menjadi gebrakan dahsyat untuk mengejar ketertinggalan. Mereka belajar dari karya besar orang-orang Islam dan berusaha mengembangkan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) secara besar-besaran.
  • Kekalahan Perang Salib tentu meninggalkan luka yang dalam. Sebagian orang-orang Kristen pada akhirnya ingin membalaskan dendam kepada umat Islam, tentunya dengan motivasi yang tinggi untuk mengungguli umat Islam.  
2. Jatuhnya kota Konstantinopel 

Setelah adanya perang salib yang dimenangkan oleh umat Islam, terjadi perubahan tatanan politik. Perubahan itu memunculkan kekuasaan baru di Kekhalifahan Timur, yaitu kekuasaan Turki Usmani. Kekuasaan baru tersebut menjadi kekuatan besar yang sulit dikalahkan, hal ini terbukti dengan dikuasainya Mesir, Syria, Palestina, Mesopotamia, Asia Kecil, bahkan Kerajaan Romawi Timur. 

Jatuhnya kota Konstantinopel, ibukota Romawi Timur ke tangan kesultanan Turki (dipimpin oleh Sultan Muhammad II) pada tahun 1453 menyebabkan hubungan dagang bangsa Eropa ke dunia Timur menjadi terbatas. Laut Tengah yang digunakan bangsa Eropa untuk melakukan transaksi perdagangan dengan Asia Barat, seluruhnya berada di bawah pengawasan Turki Usmani. Mereka mempersulit kedatangan bangsa Eropa ke daerah kekuasaannya, kemudian terjadilah kemerosotan dagang.

Kawasan yang sangat bergantung pada Laut Tengah merasakan fenomena ini. Transaksi jual beli antar negara yang dulu sangat ramai menjadi sepi.

Hal ini mengakibatkan perekonomian di kawasan Laut Tengah (mediterania) menjadi terganggu. Terjadilah krisis ekonomi, misalnya saja krisis rempah-rempah dimana rempah-rempah menjadi sangat langka dan harganya amat mahal.

Bangsa Eropa kala itu benar-benar terpuruk, terlebih rempah-rempah menjadi sangat mahal. Dari sini kemudian muncul ide untuk mencari rempah-rempah dari tempat asalnya, �Dunia Timur�.

3. Pencarian rempah-rempah

Harga rempah-rempah yang sangat mahal kala itu bahkan bisa disejajarkan dengan harga emas, maka muncul istilah �semahal emas� atau �semahal Lada�. Bayangkan saja harga cabai atau pala kala itu sebanding dengan harga emas, bukankah hal itu sangat fantastis ? 

Padahal harga yang sebenarnya di tempat asalnya sangat murah. Oleh karena itu, orang-orang Eropa ingin mengambil dari tempat asalnya secara langsung. Dengan harapan lain, bangsanya menjadi penguasa rempah-rempah di Eropa.

Karena berbagai desakan tersebut, bangsa barat berlomba-lomba melakukan ekspedisi dan berusaha mencari jalan sendiri ke pusat rempah-rempah di Asia.

4. Penjelajahan Samudera

Pada akhir abad ke-15, akhirnya bangsa Eropa berusaha melakukan penjelajahan samudera. Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya penjelajahan samudera, antara lain yaitu :
  • Adanya keinginan untuk mencari rempah-rempah.
  • Ingin memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya.
  • Adanya jiwa petualang, sehingga menggugah semangat untuk berpetualang mengarungi samudera.
  • Semangat balas dendam untuk reconquista atau menaklukan orang-orang yang beragama Islam.
  • Jatuhnya kota Konstantinopel, pusatnya jalur perdagangan bangsa Eropa yang kemudian dikuasai Turki Usmani.
  • Tertarik dengan Kisah perjalanan Marcopolo (1254-1324) seorang pedagang dari Venesia, Italia ke Cina yang dituangkan ke dalam buku Book of Various Experience (Imago Mundi) yang mengisahkan tentang keajaiban dunia.
  • Keinginan yang tinggi untuk mengetahui lebih jauh rahasia bumi, keadaan geografi dan bangsa-bangsa yang tinggal di belahan bumi lain. Terlebih kala itu telah ditemukannya teori Heliosentris oleh Copernius bahwa pusat peredaran tata surya adalah matahari. Planet-planet berputar mengelilingi matahari dan bumi berputar pada porosnya. Bentuk bumi tidak rata tetapi bulat.
  • Ambisi pencapaian 3G (gold, glory and gospel). 
Mungkin sobat bertanya tanya, apa itu 3G ?

Ketika banga Eropa melakukan ekspedisi mengarungi luasnya samudera, mereka telah memiliki suatu pedoman/prinsip yang tujuannya adalah mewujudkan semangat 3G, yaitu :
  • Gold = Keinginan mencari kekayaan. Sebagai lammbang kekayaan, emas sudah disejajarkan dengan rempah-rempah, karena menguasai daerah penghasil rempah-rempah akan mendatangkan kekayaan melimpah.
  • Gospel = Menyebarkan agama nasrani. Sebagai utusan resmi kerajaan para penjelajah wajib mmengemban agama raja untuk disebarkan di daerah kekuasaannya, sehingga rabi dengan Al-Kitab (gospel) selalu menyertai setiap kegiatan ekspedisi.
  • Glory = Memperoleh kejayaan. Kejayaan sebagai suatu bangsa ditunjukkan dengan kemampuannya menaklukkan wilayah lain dan luasnya daerah jajahan.
5. Kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)

Karena semangat bangsa Eropa untuk mengejar ketertinggalan, bangsa Eropa mulai mencoba untuk melakukan penyesuaian yang lebih baik terhadap orang-orang Islam dan orang Timur untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan teknologi yang semakin berkembang pesat tersebut telah dibuktikan dengan beberapa hal yaitu :
  • Dikembangkannya teknik pembuatan kapal untuk mengarungi samudera.
  • Ditemukannya mesiu untuk persenjataan.
  • Ditemukannya kompas sebagai petunjuk arah.
Pada akhirnya bangsa Eropa mulai melangkah, menuju dunia Timur dan sampailah bangsa Eropa ke Nusantara (Indonesia). 

Yah, itu adalah beberapa faktor yang melatarbelakangi kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia. Tapi, ada satu pertanyaan, apa korelasi antara hal di atas dengan kedatangan bangsa barat ke Indonesia ?

1 hal, yaitu 3G. Sudah dijelaskan di atas bahwa bangsa Eropa mengarungi samudera untuk mencari kekayaan, kejayaan, dan menyebarkan agama kepada daerah yang dikunjungi. 

Mereka mengarungi samudera untuk mencari kekayaan dengan mendatangi pusat penghasil rempah dunia, Nusantara. Dengan harapan yang besar, mereka menginginkan kekayaan dari berjualan rempah-rempah. 

Mereka mencari kejayaan untuk membanggakan bangsanya, berlomba dengan bangsa Eropa lainnya. Menaklukan daerah yang pernah dikunjunginya.

Selain itu mereka juga mengemban tugas untuk menyebarkan agama Kristen.

Konsep dari 3G lambat laun berubah menjadi imperialisme dan kolonialisme. Kebaikan bangsa ini telah dirusak oleh keserakahan. Bangsa Eropa pada akhirnya mulai beralih haluan, dari yang berniat untuk berdagang berubah niatnya menjadi penjajah jahat.

Menguras dan mengeksploitasi seluruh kekayaan daerah jajahan yang dikuasainya, termasuk Nusantara (Indonesia).

^Referensi :
  • Buku LKS IPS SMP

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Faktor Penyebab & Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia"

Post a Comment