Informasi Resmi Beasiswa S2 dan S3, Dalam dan Luar Negeri LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) Kemenkeu

Informasi Resmi Beasiswa S2 dan S3, Dalam dan Luar Negeri LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) Kemenkeu

Berikut ini merupakan informasi resmi beasiswa S2 dan beasiswa S3, beasiswa S2 dalam negeri, beasiswa S3 dalam negeri, beasiswa S2 luar negeri, beasiswa S3 luar negeri, beasiswa pendidikan dokter spesialis, dan lain-lain.

Beasiswa Pendidikan Indonesia

Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) program Tesis/Disertasi ditujukan bagi para mahasiswa Magister atau Doktoral yang memiliki keterbatasan dana untuk menyelesaikan tesis/disertasinya, baik yang sedang belajar di dalam negeri maupun luar negeri.

Tujuan program ini adalah untuk mempercepat tersedianya lulusan Magister atau Doktoral yang berkualitas dan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Syarat-syarat Pendaftaran Beasiswa S2 dan S3

Mahasiswa yang dapat mengajukan permohonan bantuan Program BPI Tesis dan Disertasi ditetapkan kriteria sebagai berikut:

a. Warga Negara Indonesia yang ditunjukkan dengan identitas kependudukan yang sah;

b. Batas Usia maksimum pelamar pada saat penutupan pendaftaran adalah:
  1. 40 tahun untuk pelamar program Beasiswa Tesis,
  2. 45 tahun untuk pelamar program Beasiswa Disertasi.
c. Lulusan program studi:
  1. Perguruan tinggi dalam negeri yang terakreditasi minimal C Institusi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi atau lulusan Perguruan Tinggi Kedinasan yang diakui oleh Pemerintah Indonesia,
  2. Perguruan tinggi di luar negeri yang berkategori baik sesuai daftar pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
d. Mahasiswa sudah menyelesaikan seluruh mata kuliah yang dinyatakan dalam bentuk transkrip nilai dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum adalah:
  1. 3,25 pada skala 4, bagi yang sedang studi Magister.
  2. 3,50 pada skala 4, bagi yang sedang studi Doktoral.
e. Dinyatakan telah lulus ujian/seminar proposal oleh pimpinan program pascasarjana atau keterangan lain yang sejenis.

f. Mendapat rekomendasi dari unsur pimpinan Pascasarjana atau Fakultas;

g. Judul penelitian dan bidang kajian yang bersifat strategis sesuai dengan visi dan misi LPDP dan bidang keilmuan yang menjadi fokus LPDP yaitu:
  1. Bidang Teknik,
  2. Bidang Sains,
  3. Bidang Kelautan dan Perikanan,
  4. Bidang pertanian,
  5. Bidang pendidikan,
  6. Bidang Kedokteran dan Kesehatan,
  7. Bidang Akuntansi dan Keuangan,
  8. Bidang Ekonomi,
  9. Bidang Hukum,
  10. Bidang Agama,
  11. Bidang Sosial,
  12. Bidang Budaya, Seni dan Bahasa.
h. Selain itu BPI Program Tesis dan Disertasi juga memiliki tema prioritas sebagai berikut:
  1. Kemaritiman,
  2. Perikanan,
  3. Pertanian,
  4. Ketahanan Energi,
  5. Ketahanan Pangan,
  6. Industri Kreatif,
  7. Manajemen Pendidikan,
  8. Teknologi Transportasi,
  9. Teknologi Pertahanan dan Keamanan
  10. Teknologi Informasi dan Komunikasi,
  11. Teknologi Kedokteran dan Kesehatan,
  12. Keperawatan
  13. Lingkungan Hidup,
  14. Keagamaan,
  15. Ketrampilan (Vokasional),
  16. Ekonomi/Keuangan Syariah,
  17. Budaya/Bahasa, dan
  18. Hukum Bisnis Internasional.
i. Tidak telah, sedang dan tidak akan menerima bantuan beasiswa tesis dan disertasi atau beasiswa pendidikan yang terdapat komponen bantuan riset dari sumber lain baik dalam negeri maupun luar negeri.

Mekanisme Pengajuan

a. Pelamar harus mengisi formulir pendaftaran yang tersedia melalui formulir online di laman LPDP, www.beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id, dengan melampirkan:
  1. Proposal tesis dan/atau disertasi yang sudah disetujui oleh pembimbing atau promotor;
  2. Transkrip nilai akhir seluruh mata kuliah;
  3. Essay (500 sampai 700 kata) yang menguraikan tentang peranan penerima beasiswa dalam upayanya: Meningkatkan daya saing/nilai tambah produk dan/atau jasa nasional, dan/atau; Menyelesaikan permasalahan masyarakat dan bangsa, dan/atau; Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
  4. Rencana Anggaran Belanja (RAB) sesuai dengan satuan biaya yang berlaku dan sudah ditandatangani oleh pembimbing atau promotor. Berikut ketentuan RAB yang dapat diajukan untuk beasiswa Tesis dan Disertasi:
  • Biaya perjalanan penelitian (pengambilan data),
  • Bahan habis pakai,
  • Buku referensi (hanya buku referensi yang digunakan dalam penelitian),
  • Biaya analisis (jika ada analisis khusus yang harus mengeluarkan biaya),
  • Seminar (jika di Universitas harus dibayar),
  • Biaya publikasi (apabila harus membayar), dan
  • Penggandaan tesis/disertasi.
RAB tidak diperkenankan untuk biaya studi/semester dan biaya hidup.
b. Pelamar mengirimkan formulir pendaftaran dan dokumen lampiran dengan mengunggahnya di laman LPDP.

Komponen Biaya

Besarnya dana beasiswa tesis dan/atau disertasi didasarkan atas rencana anggaran belanja sesuai dengan satuan biaya yang berlaku, yang dilampirkan dalam formulir pendaftaran. Maksimal besaran dana yang disediakan untuk masing-masing program adalah sebagai berikut:

Untuk Dalam Negeri
Tesis (S2)
Disertasi (S3)
Tidak Menggunakan Lab
Menggunakan Lab
Tidak Menggunakan Lab
Menggunakan Lab
Rp 15.000.000,
Rp 25.000.000,
Rp 60.000.000,
Rp 75.000.000,




Untuk Luar Negeri
Tesis (S2)
Disertasi (S3)
Tidak Menggunakan Lab
Menggunakan Lab
Tidak Menggunakan Lab
Menggunakan Lab
Rp 30.000.000,
Rp 50.000.000,
Rp 120.000.000,
Rp 150.000.000,

Waktu Pendaftaran dan Proses Seleksi

Pendaftaran BPI untuk Program Tesis dan Disertasi dibuka sepanjang tahun, dengan proses seleksi yang dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada bulan Februari dan Agustus.

Pendaftaran BPI dilaksanakan secara online dengan cara mengisi formulir pendaftaran, dan mengunggah semua dokumen kelengkapannya pada laman resmi LPDP di www.beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id

Tahapan Seleksi BPI adalah sebagai berikut:

1. Pendaftaran

  • Pelamar mengisi formulir pendaftaran secara online pada laman resmi LPDP;
  • Pelamar melengkapi semua dokumen persyaratan serta dokumen pendukung yang relevan, dan mengunggah semua dokumen tersebut pada laman resmi LPDP;
  • Semua dokumen pada poin 1.b diatas wajib dibawa pada tahap seleksi wawancara bila dinyatakan lulus seleksi administrasi.

2. Seleksi Administrasi

  • Pendaftar yang diproses dalam tahapan ini adalah yang telah melengkapi data pendaftaran dan submit di pendaftaran online di setiap periode seleksinya. Seleksi ini merupakan proses pemeriksaan kelengkapan data dan dokumen pendaftar sesuai persyaratan yang berlaku di LPDP.

3. Seleksi Wawancara, Leaderless Grup Discussion (LGD) , dan On the Spot Essay Writing

  • Peserta yang lulus seleksi administrasi pada pendaftaran online berhak mengikuti seleksi wawancara, Leaderless Grup Discussion (LGD), dan On the Spot Essay Writing.
  • Dalam tahapan proses seleksi ini, peserta diwajibkan membawa seluruh data dan dokumen asli yang telah digunakan untuk pendaftaran beasiswa BPI. Apabila tidak menyerahkan data dan dokumen tersebut serta dokumen dan data tersebut tidak sesuai persyaratan yang berlaku di LPDP maka tidak diperkenankan mengikuti Seleksi Wawancara, Leaderless Grup Discussion (LGD) dan On the Spot Essay Writing.
  • Bagi peserta yang tidak lulus Seleksi Wawancara memiliki 1 (satu) kali kesempatan kembali untuk melakukan pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia.

4. Penetapan Penerima Beasiswa

  • Hasil penetapan kelulusan seleksi Wawancara, Leaderless Grup Discussion (LGD) dan On the Spot Essay Writing Beasiswa Pendidikan Indonesia disampaikan kepada pelamar yang lulus melalui akun pendaftaran online pelamar, email atau media elektronik lainnya sesuai waktu telah ditentukan oleh LPDP.
  • Peserta yang dinyatakan lulus menjadi penerima beasiswa akan dihubungi oleh pihak LPDP sebelum dana Beasiswa Tesis/ Disertasi dicairkan.
  • Metode pemberian beasiswa akan dilakukan secara 2 (dua) kali dengan kententuan:
  1. Program Beasiswa untuk penyelesaian tesis di dalam maupun luar negeri dibiayai maksimal selama 12 (dua belas) bulan.
  2. Program Beasiswa untuk penyelesaian disertasi di dalam maupun luar negeri dibiayai maksimal selama 24 (dua puluh empat) bulan.
Informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi www.lpdp.kemenkeu.go.id
Read More
Pengertian dan Rumus Frekuensi Harapan serta Contoh Soal Frekuensi Harapan Suatu Kejadian

Pengertian dan Rumus Frekuensi Harapan serta Contoh Soal Frekuensi Harapan Suatu Kejadian

Berikut ini adalah pembahasan tentang frekuensi harapan yang meliputi pengertian frekuensi harapan, rumus frekuensi harapan, contoh soal frekuensi harapan, frekuensi harapan suatu kejadian, contoh soal frekuensi harapan suatu kejadian, contoh soal peluang dan pembahasannya.

Pengertian Frekuensi Harapan Suatu Kejadian

Frekuensi Harapan Suatu Kejadian adalah banyaknya kejadian yang diharapkan dapat terjadi pada suatu percobaan.
Pernahkah kamu mengirimkan kupon undian? Dalam suatu undian, semakin banyak kupon undian yang kamu kirimkan, harapan kamu untuk memenangkan undian tersebut semakin besar. Harapan kamu untuk memenangkan undian di dalam matematika disebut frekuensi harapan.
Frekuensi harapan suatu kejadian adalah harapan banyaknya muncul suatu kejadian dari sejumlah percobaan yang dilakukan (n). 

Rumus Frekuensi Harapan Suatu Kejadian 

Frekuensi harapan biasanya dilambangkan dengan Fh. Secara matematis ditulis

Pengertian dan Rumus Frekuensi Harapan serta Contoh Soal Frekuensi Harapan Suatu Kejadian

dengan P(K) adalah peluang kejadian K dan n adalah banyaknya percobaan.

Agar kamu lebih memahami materi ini, pelajarilah contoh soal berikut.

Contoh Soal Frekuensi Harapan Suatu Kejadian

Sekeping uang logam dilemparkan sebanyak 30 kali. Tentukan frekuensi harapan munculnya sisi angka.

Jawab :

Misalkan, K adalah himpunan kejadian munculnya sisi angka sehingga P(K) = .

Banyaknya pelemparan (n) adalah 30 kali.

Jadi, frekuensi harapan munculnya sisi angka adalah
Fh =P(K) �n
     =  � 30 kali
     = 15 kali

Read More
Pengertian Kisaran Nilai Peluang dan Contoh Soalnya

Pengertian Kisaran Nilai Peluang dan Contoh Soalnya

Berikut ini adalah pembahasan tentang kisaran nilai peluang yang meliputi nilai peluang, kisaran nilai peluang, pengertian nilai peluang, contoh soal nilai peluang.

Pengertian Kisaran Nilai Peluang

Secara sederhana kisaran nilai peluang dapat diartikan sebagai perkiraan kemungkinan munculnya suatu kejadian di dalam sebuah ruang sampel. 
Kita ambil contoh di dalam sebuah pertandingan sepak bola, wasit akan menggunakan uang logam atau koin untuk menentukan kesebelasan mana yang akan memperoleh bola pertama.

Dari pelemparan koin tersebut, manakah yang memiliki peluang lebih besar untuk muncul, gambar atau angka? Karena bentuk koin simetris dan hanya memiliki dua sisi, maka peluang munculnya gambar atau angka adalah sama.

Rumus Peluang Suatu Kejadian

Perhatikan nilai-nilai yang diperoleh pada Contoh Soal pada pembahasan sebelumnya tentang peluang suatu kejadian. Nilai-nilai peluang yang diperoleh berkisar antara 0 sampai dengan 1. Secara matematis, ditulis dengan P(K) adalah peluang suatu kejadian K.


Jika nilai peluang suatu kejadian sama dengan nol, berarti kejadian tersebut mustahil atau tidak mungkin terjadi, misalnya peluang matahari terbit dari arah barat.

Jika peluang suatu kejadian sama dengan 1, berarti kejadian tersebut pasti terjadi, misalnya peluang setiap manusia akan meninggal. Adapun jika peluang suatu kejadian bernilai antara 0 dan 1, berarti kejadian tersebut mungkin terjadi, misalnya peluang kamu untuk menjadi juara kelas.

Jika L merupakan kejadian komplemen dari kejadian K maka peluang kejadian L adalah satu dikurangi peluang kejadian K. Secara matematis, ditulis


Misalnya, peluang Romi lulus ujian adalah 0,9 maka peluang Romi tidak lulus ujian adalah 1 - 0,9 = 0,1.

Contoh Soal Kisaran Nilai Peluang

Lima belas kartu diberi nomor 1 sampai dengan 15. Kartu-kartu tersebut dikocok, kemudian diambil satu kartu secara acak (kartu yang telah diambil kemudian dikembalikan lagi). Tentukan peluang terambil kartu berangka
a. genap,
b. bukan genap.

Jawab:
Ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15}

a. Misalkan, A adalah himpunan kejadian terambil kartu berangka genap maka A = {2, 4, 6, 8, 10, 12, 14} sehingga n(A) = 7.


b. Oleh karena kartu yang sudah diambil dikembalikan lagi, ruang sampelnya tetap, yaitu S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15}.

Misalkan, B adalah himpunan kejadian terambil kartu berangka bukan genap, maka B = {1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15) sehingga n(B) = 8.


Selain dengan cara tersebut, peluang terambil kartu berangka bukan bilangan genap dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.

Misalkan, B adalah himpunan kejadian terambil kartu berangka bukan genap. B merupakan kejadian komplemen dari kejadian A sehingga;


Read More
Pengertian Peluang Suatu Kejadian, Frekuensi Relatif, Rumus dan Contoh Soal Peluang (Probabilitas)

Pengertian Peluang Suatu Kejadian, Frekuensi Relatif, Rumus dan Contoh Soal Peluang (Probabilitas)

Berikut ini adalah pembahasan tentang peluang yang meliputi pengertian peluang, pengertian kejadian, pengertian peluang suatu kejadian, Perhitungan Peluang Suatu Kejadian dengan Frekuensi Relatif, rumus peluang, kisaran nilai peluang, contoh soal peluang, pengertian probabilitas, rumus peluang matematika, peluang suatu kejadian, contoh soal probabilitas, pengertian frekuensi relatif.

Pengertian Peluang Suatu Kejadian

Peluang atau kebolehjadian atau dikenal juga sebagai probabilitas adalah cara untuk mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan bahwa suatu kejadian akan berlaku atau telah terjadi. Konsep ini telah dirumuskan dengan lebih ketat dalam matematika, dan kemudian digunakan secara lebih luas dalam tidak hanya dalam matematika atau statistika, tapi juga keuangan, sains dan filsafat.
Peluang adalah harapan terjadinya suatu kejadian yang dikuantitatifkan. Peluang berhubungan dengan gagasan atau konsepkesempatan atau kemungkinan. Kita katakan peluangnya besar artinya kesempatan atau kemungkinan terjadinya besar,sebaliknya peluang kecil artinya kesempatan terjadinya kecil.
Probabilitas suatu kejadian adalah angka yang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian. Nilainya di antara 0 dan 1. Kejadian yang mempunyai nilai probabilitas 1 adalah kejadian yang pasti terjadi atau sesuatu yang telah terjadi.
 Misalnya matahari yang masih terbit di timur sampai sekarang. Sedangkan suatu kejadian yang mempunyai nilai probabilitas 0 adalah kejadian yang mustahil atau tidak mungkin terjadi. Misalnya seekor kambing melahirkan seekor sapi.

Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, sedangkan titik-titik sampel percobaan tersebut adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6. Adapun sebarang himpunan bagian dari ruang sampel disebut kejadian, biasanya dilambangkan dengan K. Misalnya, K = {2, 4, 6} adalah kejadian munculnya muka dadu bertitik genap dengan n(K) = 3.

Perhitungan Peluang Suatu Kejadian dengan Frekuensi Relatif

Frekuensi relatif adalah perbandingan banyaknya kejadian yang diamati dengan banyaknya percobaan. 
Frekuensi relatif dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.


Ambillah sekeping uang logam, kemudian lemparkan sebanyak 30 kali. Misalkan, hasil yang diperoleh adalah muncul sisi gambar sebanyak 13 kali. Perbandingan banyak kejadian muncul sisi gambar dengan banyak pelemparan adalah 13/30. Nilai inilah yang disebut frekuensi relatif.

Contoh Soal Frekuensi Relatif

Rino melempar dadu sebanyak 200 kali. Hasilnya adalah muncul muka dadu sebagai berikut.
a. Bertitik 1 sebanyak 25 kali.
b. Bertitik 3 sebanyak 17 kali.
c. Bertitik 6 sebanyak 56 kali.
Tentukan frekuensi relatif kejadian munculnya mata dadu bertitik 1, 3, dan 6.

Jawab:
Banyaknya percobaan adalah 200
a. Kejadian munculnya muka dadu bertitik 1 sebanyak 25 kali.


Jadi, frekuensi relatif munculnya muka dadu bertitik 1 adalah 0,125.

b. Kejadian munculnya muka dadu bertitik 3 sebanyak 17 kali.


Jadi, frekuensi relatif munculnya muka dadu bertitik 3 adalah 0,085.

c. Kejadian munculnya muka dadu bertitik 6 sebanyak 56 kali.


Jadi, frekuensi relatif munculnya muka dadu bertitik 6 adalah 0,28.

Perhitungan Peluang Suatu Kejadian dengan Rumus Peluang

Perhatikan kembali percobaan pelemparan sebuah dadu. Ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} sehingga n (S) = 6. Misalkan, kejadian munculnya muka dadu yang bertitik prima dinyatakan dengan K = {2, 3, 5} sehingga n(K) = 3.

Peluang munculnya setiap titik sampel di dalam ruang sampel adalah sama, yaitu 1/6. Jadi, peluang munculnya muka dadu bertitik prima adalah


Selain dengan cara tersebut, nilai P(K) juga dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n(S) = 6.
K = {2, 3, 5} maka n(K) = 3.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa jika setiap titik sampel anggota ruang sampel S memiliki peluang yang sama maka peluang kejadian K yang memiliki anggota sebanyak n(K) dinyatakan sebagai berikut.

Contoh Soal Peluang

Siti melemparkan sebuah dadu. Tentukanlah peluang munculnya mata dadu
a. bertitik 3,
b. bertitik lebih dari tiga,
c. bertitik 1, 2, 3, 4, 5, 6,
d. bertitik lebih dari 6.

Jawab:
Oleh karena ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n(S) = 6.
a. Misalkan, A adalah himpunan kejadian munculnya dadu bertitik 3 maka A = {3} sehingga n(A) = 1.

b. Misalkan, B adalah himpunan kejadian munculnya dadu bertitik lebih dari 3 maka B = {4, 5, 6} sehingga n(B) = 3.

c. Misalkan, C adalah himpunan kejadian munculnya mata dadu bertitik 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 maka C = {1, 2, 3, 4, 5, 6} sehingga n(C) = 6.


Jadi, peluang munculnya mata dadu bertitik 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 adalah 1.

d. Misalkan, D adalah himpunan kejadian munculnya mata dadu bertitik lebih dari 6 maka D = { } sehingga n(D) = 0.

Jadi, peluang munculnya mata dadu bertitik lebih dari 6 adalah 0.

Read More
Pengertian dan Manfaat Tax Amensy

Pengertian dan Manfaat Tax Amensy

Pengertian dan Manfaat Tax Amensy | sakuilmu.net - Akhir-akhir ini tax amnesty menjadi salah satu trend di Indonesia. Hal ini tentu saja dikarenakan telah diberlakukannya kebijakan Tax Amnesty oleh Pemerintah Republik Indonesia di tahun 2016.

Pengertian Tax Amnesty

Tax Amnesty adalah program pengampunan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak meliputi penghapusan pajak yang seharusnya terutang, penghapusan sanksi administrasi perpajakan, serta penghapusan sanksi pidana di bidang perpajakan atas harta yang diperoleh pada tahun 2015 dan sebelumnya yang belum dilaporkan dalam SPT, dengan cara melunasi seluruh tunggakan pajak yang dimiliki dan membayar uang tebusan.

Kapan Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak diberlakukan?

Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak  berlaku sejak disahkan hingga 31 Maret 2017, dan terbagi kedalam 3 (tiga) periode, yaitu :
  1. Tax Amnesty Periode I: Dari tanggal diundangkan s.d 30 September 2016
  2. Tax Amnesty Periode II: Dari tanggal 1 Oktober 2016 s.d 31 Desember 2016
  3. Tax Amnesty Periode III: Dari tanggal 1 Januari 2017 s.d 31 Maret 2017

Manfaat Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak

Manfaat tax amnesty antara lain dengan ikut serta dalam Amnesti Pajak dapat membantu Pemerintah mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan Harta, yang antara lain akan berdampak terhadap peningkatan likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar Rupiah, penurunan suku bunga, dan peningkatan investasi; merupakan bagian dari reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang lebih berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan yang lebih valid, komprehensif, dan terintegrasi; dan meningkatkan penerimaan pajak, yang antara lain akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan.

Manfaat tax amnesty diatas sebagaimana testimony Direktur Executive CITA dibawah ini :

Manfaat Tax Amnesty

Demikian Sobat, pengertian tax amnesty dan manfaat tax amnesty yang bisa kami sampaikan. Informasi selengkapnya mengenai tax amnesty dapat Sobat peroleh dari situ Direktorat Pajak
Read More
Pengertian Frasa dan Contohnya

Pengertian Frasa dan Contohnya

Frasa adalah satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan merupakan kalimat yang bersifat nonpredikatif (tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat). Frasa atau frase adalah sebuah makna linguistik


Contoh Frasa :

  • ayam hitam saya
  • ayam hitam
  • ayam saya
  • rumah besar itu
  • rumah besar putih itu
  • rumah besar di atas puncak gunung itu
Dalam konstruksi frasa-frasa di atas, tidak ada predikat. Lihat perbedaannya dibandingkan dengan beberapa klausa di bawah ini:
  • ayam saya hitam
  • rumah itu besar
  • rumah besar itu putih
  • rumah putih itu besar
  • rumah besar itu di atas puncak gunung
Dalam konstruksi-konstruksi klausa di atas, hitam, besar, putih, besar, dan di atas puncak gunung adalah predikat.

Pembagian Frasa 

Frasa dapat dibagi menjadi 3, yaitu : 
  1. Frasa menurut distribusi unsur pembentuknya.
  2. Frasa menurut kedudukan unsur-unsurnya.
  3. Frasa menurut kategori kata yang menjadi unsur pusat.

1. Frasa Menurut Distribusi unsur pembentuknya

Frasa menurut distribusi unsur pembentuknya ada 2 macam, yaitu frasa endosentris dan frasa eksosentris. Frasa endosentris terdapat 3 macam, yaitu : koordinatif, atributif, dan apositif. Frasa Eksosentri terdapat 2 macam, yaitu : proposional dan nondirektif

A. Frasa endosentris

  • Frasa endosentris koordinatif : frasa endosentris yang terdiri atas konstituen-konstituen yang setara. Kesetaraannya dapat dibuktikan dengan adanya kemungkinan konstituen itu dihubungkan dengan penghubung dan / atau. contoh : Laki-laki dan permpuan itu berjalan di jalan
  • Frasa endosentris atributif : frasa endosentris yang terdiri atas konstituen-konstituen tidak setara. Konstituen-konstituen itu tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau. contoh : Gadis manis itu berjalan di jalan. 
  • Frasa endosentris apositif : frasa yang mirip dengan frasa endosentris koordinatif dalam masing-masing konstituennya dapat saling menggantikan. contoh : Andi, laki-laki berjilbab itu berjalan di jalan.

B. Frasa eksosentris

Frasa eksosentris : frasa yang jika salah satu komponennya dihilangkan, akan menyebabkan frasa tersebut tidak baik �
Budi makan di.
Budi makan dapur.


  • Frasa eksosentris proporsional : komponen pertamanya berupa preposisi, seperti di, ke, dan dari, dan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata yang biasanya berkategori nomina. contoh : Avin pergi ke pasar.
  • Frasa eksosentris nondirektif : frasa eksosentris yang konstituen perangkainya berupa artikula, sedangkan konstituen sumbunya berupa kata atau kelompok kata yang berkategori nomina, verba, atau adjektiva. contoh : Para hadirin dipersilahkan untuk memakan hidangan yang telah disediakan.

2. Frasa Menurut Kedudukan unsur-unsurnya

Frasa menurut kedudukan unsur-unsurnya dibedakan menjadi 2, yaitu setara dan bertingkat.

a. Setara

- Kata benda - kata benda.
- Kata sifat - kata sifat.
- Kata kerja - kata kerja.

contoh :
=> Kata benda - kata benda :
- Hutan pinus.
- meja kayu.
- Sandal karet.
- Air sungai.
- dll

=> Kata sifat - kata sifat :
- Cantik jelita.
- Tumbuh kembang.
- Putih bersih.
- Terang benderang.
- dll

=> Kata kerja - kata kerja :
- Maju mundur.
- Maju jalan.
- Naik turun.
- Jatuh bangun.
- dll

b. Bertingkat

- Kata benda - kata kerja.
- Kata benda - kata sifat.
- Kata kerja - kata sifat.

contoh :
=> Kata benda - kata kerja :
- Gunung meletus.
- Bunga mekar.
- Jalan kaki.
- dll

=> Kata benda - kata sifat :
- Meja kotak.
- Kaca bersih.
- Kursi besar.
- dll
=> Kata kerja - kata sifat :

- Duduk manis.
- Jalan cepat.
- Lari kecil.
- dll

3. Frasa Menurut Kategori kata yang menjadi unsur pusat

Frasa menurut kategori kata yang menjadi unsur pusat terdapat 7 macam, yaitu :
  1. Frasa nominal (kata benda).
  2. Frasa verbal (kata kerja).
  3. Frasa bilangan (numeral).
  4. Frasa adjektiva (kata sifat).
  5. Frasa preposisi (kata depan).
  6. Frasa adverbial (keterangan).
  7. Frasa pronominal (kata ganti).

Contoh :

1. Frasa nominal (kata benda) : Budi membeli buku tebal.
2. Frasa verbal (kata kerja) : Arman tetap jalan santai karena masih mengantuk.
3. Frasa bilangan (numeral) : Indri membeli kapas seberat 3 kg.
4. Frasa adjektiva (kata sifat) : Pak RT mempunyai badan yang tinggi besar.
5. Frasa preposisi (kata depan) : Dari pagi, Jalu hanya berdiri melamun.
6. Frasa adverbial (keterangan) : Minggu pagi yang cerah.
7. Frasa pronominal (kata ganti) : Arnol selalu disuruh karena hanya dia anak satu-satunya.

Sumber :
 https://id.wikipedia.org/wiki/Frasa
http://thisisgalang354.blogspot.co.id/2013/10/frasa-pengertian-dan-contohnya.html
Read More
Pengertian Homograf, Homonim, Homofon serta Contohnya

Pengertian Homograf, Homonim, Homofon serta Contohnya

Pengertian Homograf, Homonim, Homofon serta Contohnya | sakuilmu.net - Pada kesempatan yang lalu kita sudah mengenal beberapa istilah sinonim, antonim, anonim beserta contohnya. Kali ini kita akan mengenal lagi istilah homograf, homonim, homofon beserta contohnya pula.

1. Homograf


Definisi Homograf
Homograf adalah kata yang sama ejaannya dengan kata lain, tetapi berbeda lafal dan maknanya.

Contoh Homograf (dalam kalimat)
 - Budi tinggal di kota Serang.
 - Budi bersedih hati, karena tanaman hiasnya diserang hama.
Kata Serang pada kalimat pertama dan kedua memiliki ejaan yang sama. Tetapi lafalnya berbeda terutama pada pengucapak huruf e. Pada kalimat pertama ejaan pada huruf e sama dengan kata  "atap seng". Akan tetapi pada kalimat kedua pelafalan huruf e sama dengan kata "sesuatu".

2. Homonim

Definisi Homonim
Homonim adalah kata yang sama lafal dan ejaannya, tetapi berbeda maknanya karena berasal dari sumber yang berlainan

Contoh Homonim :
- Bagai Pungguk merindukan bulan
- Sudah lima bulan ia menunggu kedatangan ayahnya
Kata bulan pada kedua kalimat diatas memiliki lafal dan ejaan yang sama, akan tetapi maknanya berbeda.

3. Homofon 


Definisi homofon
Homograf adalah kata yang sama lafalnya dengan kata lain, tetapi berbeda ejaan dan maknanya


Contoh Homofon
- Bang Jarwo marah-marah
- Sopo menabung di Bank Mandiri
Kata Bang dengan Bank memiliki lafal yang sama tetapi berbeda ejaan dan maknanya.


Demikian Sobat sakuilmu, pengertian Homograf, Homonim, Homofon serta contohnya. Semoga bermanfaat.
Read More
Pengertian Sinonim, Antonim, Dan Anonim Beserta Contohnya

Pengertian Sinonim, Antonim, Dan Anonim Beserta Contohnya

Pengertian Sinonim, Antonim, Dan Anonim Beserta Contohnya | tradisikita.my.id - Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menemukan kata-kata yang sama maknanya, atau sebaliknya kata yang berlawanan arti atau maknanya. Namun tahukah Sobat istilah dari persamaan kata dan kata yang berlawanan artinya tersebut? Langsung saja, kita kali ini akan mengetahui istilah sinonim, antonim dan anonim.. :D

1. SINONIM

Sinonim adalah persamaan kata atau bisa disebut juga dengan padanan kata. Dalam KBBI sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain; muradif
Contoh Sinonim :
- Pandai = Pintar.
- Datang = Hadir.
- Melihat = Menonton.
- Tradisional = Konvensional.
- Senang = Gembira
- Bohong = Dusta
- Bertemu = Berjumpa
- Jelek = Buruk


2. ANTONIM

Antonim adalah lawan kata atau kata yang berlawanan makna dengan kata lain
Contoh antonim:
- Turun >< Naik.
- Tidur >< Bangun.
- Rajin >< Malas.
- Formal >< Non Formal.
- Impiris >< Empiris.
- Homogen >< Hiterogen.
- Mengecil >< Membesar.
- Inflasi >< Deflasi.
- Stabil >< Labil.

3. ANONIM

Anonim adalah tanpa nama, atau tidak beridentitas yaitu kata yang tidak diketahui nama pengarangnya (biasanya terdapat pada sastra lama).
Contoh anonim :
- Dongeng.
- Sage.
- Mitos.
- Legenda.


Bagaimana Sobat, sepertinya mudah bukan?  Pengertian Sinonim, Antonim, Dan Anonim Beserta Contohnya, semoga bermanfaat ya..
Read More
Pengertian Teks Editorial/Opini, Struktur dan Ciri Kebahasaannya

Pengertian Teks Editorial/Opini, Struktur dan Ciri Kebahasaannya

Pengertian, Struktur dan Ciri Kebahasaan Teks Editorial/Opini Apa itu Editorial ? Editorial adalah suatu tulisan yang isinya mencakup pandangan/opini/pendapat redaksi terhadap peristiwa yang aktual, faktual, fenomenal, dan/atau kontroversial di masyarakat.

Pengertian Teks Editorial/Opini, Struktur dan Ciri Kebahasaannya

Perlu kamu ketahui, teks editorial tidak dicantumkan nama penulisnya karena bukan pendapat perorangan, melainkan pendapat/pandangan bersama tim redaksi. 

Dari berbagai surat kabar, editorial diberi nama yang berbeda-beda. Ada yang menyebutnya dengan Editorial, Dari Redaksi, Tajuk Racana, Redaksi Menulis, Induk Karangan, dan lain sebagainya.

Manfaat Editorial


Teks editorial ini memiliki banyak manfaat, diantaranya yaitu :
  • Dapat menjad referensi untuk menyikapi persoalan/kejadian publik. (bagi pembaca)
  • Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terhadap persoalan yang sedang terjadi. (bagi tokoh/pihak terkait)
  • Menerangkan kepada masyarakat mengenai kejadian yang sesungguhnya terjadi dan membujuk masyarakat agar menyikapi persoalan yang dibahas. (bagi media massa)
  • Dapat menjadi pemikat pembaca agar selalu setia berlangganan. Mengapa ? Karena hal ini mampu memberi kepercayaan yang lebih atas kemampuan redaksinya dalam menyoroti persoalan yang sedang menjadi trending topik (perhatian publik).

Struktur Teks Editorial


Sebenarnya struktur teks editorial ada beberapa versi. Hal ini dikarenakan adanya sedikit perbedaan pendapat menurut beberapa ahli.

Menurut Sebranek dan Kemper, menyatakan bahwa struktur teks editorial adalah sebagai berikut :
  • Judul, umumnya singkat/padat/jelas.
  • Persoalan/kejadian/peristiwa yang menjadi perhatian publik. Peristiwa ini seharusnya berupa peristiwa yang menggemparkan, menghebohkan, kontroversial, dan/atau fenomenal. Peristiwa-peristiwa inilah yang menjadi latar belakang penulisan editorial.
  • Penjelasan terhadap persoalan (bisa ada, bisa tidak ada)
  • Sikap/pendapat/opini/pandangan redaksi yang didukung alasan yang kuat dan masuk akal disertai gagasan pikiran yang kritis.
  • Penutup yang berisi harapan/saran/penegasan/himbauan sikap redaksi kepada publik dan/atau pihak terkait untuk mengambil kebijakan.
Sedangkan menurut Darussalam Santika P. Struktur teks ini terdiri atas :
  • Rationale (landasan berpikir dan berpijak dalam penulisan atau pokok persoalan yang timbul di masyarakat).
  • Argumentasi (bagian yang mendukung bagian rasional).
  • Penutup/alternatif (membuat pendapat penulis editorial yang berbentuk saran, anjuran atau pendirian terhadap pokok permasalahan yang timbul di masyarakat).
Ada juga pendapat lain yang menyatakan bahwa struktur editorial adalah sebagai berikut :
  • Pendapat/Tesis, yakni pendapat redaksi.
  • Argumen yang mendukung tesis.
  • Penutup/reiteration yaitu berupa penegasan ulang terhadap pendapat redaksi.

Ciri Kebahasaan Teks Editorial


1. Teks Editorial merupakan opini, jadi sering memerlukan modalitas dan adverbia

Apa itu modalitas ? Modalitas adalah suatu cara untuk menyatakan sikap seseorang dalam berkomunikasi dan digunakan untuk menyatakan :
  • Ajakan, contohnya : kiranya, hendaknya, sebaiknya, kiranya, dan yang lainnya;
  • Keheranan, contohnya : aneh, unik, ajaib, mustahil, tidak masuk akal, tidak mungkin terjadi, dan yang lainnya;
  • Keinginan, contohnya : mudah-mudahan, akan, semoga, harap , dan yang lainnya;
  • Kepastian, contohnya : tentu, tidak, pasti, sungguh, bukan, bukannya, niscaya, dan yang lainnya;
  • Kesangsian, contohnya : rupanya, barangkali, boleh jadi, entah, sepertinya, mungkin, rasanya, agaknya, rupanya , dan yang lainnya;
  • Larangan, contohnya : jangan ,jangan sampai, tidak boleh, dan yang lainnya;
  • Pengakuan, contohnya : benar, betul, ya, malahan, sebenarnya , dan yang lainnya;
Adverbia untuk menyatakan pendapat, contohnya :
  • Biasanya
  • Hampir
  • Hanya/saja
  • Jarang
  • Kadang-kadang
  • Sangat/amat/lebih
  • Sebagian besar waktu
  • Segera
  • Selalu
  • Senantiasa
  • Sering
  • Dan lain sebagainya.
2. Teks Editorial merupakan argumentasi yang sering memerlukan konjungsi berikut ini :
  • Konjungsi temporal (untuk menata argumentasi) : pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Atau juga dengan mula-mula, kemudian, berikutnya, selanjutnya, akhirnya, dan lain-lain.
  • Konjungsi penguatan (untuk memperkuat argumentasi) : bahkan, juga, selain itu, lagi pula, misalnya, justru, malahan, sebagai contoh, misalnya, dan lain-lain.
  • Konjungsi penyebaban (untuk menyatakan hubungan sebab) : karena, sebab, maka, karena itu, dan lain-lain.
  • Konjungsi untuk menyatakan harapan, misalnya : agar, supaya
  • Konjungsi untuk menyatakan simpulan, misalnya : maka dari itu, oleh karena itu, karena itulah, dengan demikian
3. Teks Editorial menggunakan verba aksi, verba mental, dan verba relasional

  • Verba Aksi adalah kata kerja yang menunjukkan perbuatan fisik, misalnya : menulis, memperhatikan, membaca, melamun, menggelar, membuka, menutup, mengangkat, melukis, menangis, dan lain sebagainya. 
  • Verba Mental yakni kata kerja yang digunakan untuk mengajukan klaim. Verba ini terdiri atas :
    • Verba yang menjelaskan persepsi (tanggapan), contohnya : melihat, mendengar, merasa, dan dan lain sebagainya.
    • Verba yang menjelaskan afeksi (sikap atau perasaan), contohnya : benci, cinta, dendam, khawatir, marah, sebal, senang, suka, was-was, dan lain sebagainya.
    • Verba yang menjelaskan kognisi (pengetahuan), contohnya : berpikir, memahami, mengerti, mengetahui, dan lain sebagainya.
  • Verba Relasional merupakan kata kerja yang menghubungkan antara subjek dengan pelengkap. Contoh verba relasional ini yaitu : ada, adalah, ialah, memiliki/mempunyai, merupakan, yaitu, dan lain sebagainya.

^Referensi : Buku LP2IP BI Kelas XII


Read More
Stop Bullying ! Inilah Cara Ampuh Agar Tidak dibully Teman

Stop Bullying ! Inilah Cara Ampuh Agar Tidak dibully Teman

Tips atau Cara Agar Tidak dibully Teman Kelas � Pernah gak kamu dibully oleh teman seperjuanganmu ? Diolok-olok, dihina atau bahkan direndahkan sekali sama mereka ? 

Stop Bullying ! Inilah 7 Cara Ampuh Agar Tidak dibully Teman


Misalnya karena kamu miskin, bodoh atau kuper ? Pernah gak dibully ? Pasti pernah lah.

Sepertinya hampir semua pelajar di Indonesia sudah pernah merasakan dibully/membully. Maklumlah, namanya juga bocah. Sebenarnya kegiatan semacam ini sebenarnya tidak perlu dilakukan, karena tentunya merugikan orang lain.

Bully bisa dikategorikan jadi 2, yaitu :
  • Bully Lisan (melalui perkataan yang menyindir, menghina atau merendahkan).
  • Bully Fisik (melalui tindakan yang kurang baik seperti menjahili, usil, iseng yang dilakukan dengan sengaja secara terus-menerus).
Nah, bagi kamu yang sangat sering atau tiap detiknya dibully, berikut ini kami sajikan beberapa tips agar kamu tidak dibully lagi oleh teman, adapun tips-tipsnya yaitu :

#1. Acuhkan Semua Omongan/Perbuatan Mereka


Jika mereka mongolok-olok, menghina, mengejek, dan menjahilimu, lebih baik kamu diam. Diam dan pura-pura tidak terjadi apa pun. Ini semua dilakukan agar mereka merasakan betapa jangkriknya perbuatannya, merasakan sakit karena kegaringan yang mereka perbuat sendiri. Dan tentunya hal ni patut dicoba.

#2. Tanggapi dengan Halus Omongan/Perbuatan Mereka


Jika tips pertama gagal, maka kamu harus mencoba tips kedua ini. Menanggapinya dengan halus dan sopan tentunya akan menjadi hal yang aneh bagi si pembully. Bukannya dikasih marah, malah dikasih senyuman. Rasanya tuh lebih ngena juga ke mereka-mereka yang dzalim terhadapmu.

#3. Bersikaplah Normal Seperti yang Lainnya


Mungkin kamu selama ini bertingkah beda dari teman lainnya sehingga kamu ini dibully. Instrospeksi diri dulu, apakah ada yang salah dari dirimu ? Perbuatan/sikap yang janggal terhadap temanmu ? Nah ini perlu direnungkan olehmu.

Kamu bisa menanyakan hal ini sama temen curhat/sahabatmu sendiri. Tanyakan apakah ada yang janggal, beda, buruk, salah selama ini. Jika terbukti kamu ada problem, maka kamu harus merubahnya. Cobalah perlahan-lahan hingga akhirnya kamu terbiasa.

Contoh kecilnya :
misal kamu adalah tipikal orang yang pendiem, kuper dan gak Pede-an, maka kamu harus rubah sikap itu menjadi orang yang lebih banyak bicara, suka bergaul dan sangat percaya diri.  

Intinya sih, jangan buat teman-teman disekelilingmu itu merasa aneh di dekatmu, jadilah teman yang biasa-biasa saja layaknya teman lainnya.

#4. Bersikap Baiklah kepada Siapapun


Jika kita bersikap baik, orang lain juga akan membuat perspektif yang sama terhadap diri kita. Orang yang ingin dihargai, harus menghargai orang terlebih dahulu. Hal itu juga berlaku pada sikap baik kita, jika kamu ingin disikapi baik oleh teman disekelilingmu, maka kamu sendiri harus bersikap baik terlebih dahulu kepada teman-temanmu.

Tips ini lama-kelamaan pasti ampuh membuatmu terbebas dari belenggu �bully�. Gak percaya ? Buktiin aja...

#5. Asah Skill/Kemampuanmu, dan Buktikan kepada Mereka !


Ini nih point yang sama pentingnya dengan tips-tips sebelumnya. Yaps, membuktikan bahwa kamu itu bisa ! Bisa melakukan sesuatu yang positif dan bermanfaat.

Jika kamu bisa menggali potensi yang ada dalam dirimu, mengasah kemampuanmu dengan lebih optimal, maka orang-orang di sekitarmu akan tahu bahwa kamu itu memiliki kelebihan.

Misalkan saja kamu suka menulis. Dari rasa suka itu, gali lebih dalam mengenai cara menjadi penulis yang hebat. Belajar, belajar dan terus belajar. Kemampuanmu tentunya akan bertambah seiring berjalannya waktu.
Jika kemampuanmu itu sudah terasa cukup, berkaryalah membuat tulisan (cerpen, cerbung, novel, puisi, dan sebagainya). Dari sini, kamu bisa mengembangkannya lebih jauh lagi, mungkin bisa mendaftarkannya ke penerbit.

Jika saja karyamu itu sudah di ACC penerbit, bukan tidak mungkin kamu akan menjadi seorang �MASTER PIECE�. Setelah itu ? Kamu bisa jadi orang tenar mendadak. Pastinya bener-bener keren kan jadi orang tenar ?

Dan, akhirnya akan banyak orang yang mengagumimu.

Orang yang membully ?

Masih berani ?

Gak malu ?

Secara, kamu itu lebih berkualitas dibanding mereka.

Kalau masih berani bully juga, bilang aja �Kamu bisa apa ?�

Pasti lucu reaksi dan mimik mukanya.

#6. Terima Nasib

Buat kamu yang udah terbiasa dibully, lama kelamaan jadi seperti biasa-biasa saja. Biarkan sifat alamiah itu sampai kamu benar-benar menerimanya menjadi nasib. Tapi, buat kamu yang terima nasib pasti merupakan golongan pelajar yang sabar dan tabah pada keadaan. Salut lah buat kamu.

#7. Adu-kan kepada Orang Tua/Guru/Polisi


Jika semua point di atas gagal, maka tips yang ke-enam adalah meng-adu-kannya ke orang tua. Ceritakanlah yang sejujurnya mengenai apa yang telah terjadi. Apa yang menjadi keluhan terbesarmu, apa yang kamu tidak sukai. Curhatkan semuanya tanpa ada unsur kebohongan.

Setelah bercerita ke orang tua, kamu juga bisa cerita ke guru. Kalau bisa sih guru Budi Pekerti, jadi bisa memberi solusi atas apa yang telah terjadi. Kalau semisal orang tua dan guru tak kunjung meredakan masalah, laporkan saja ke polisi. Masalah beres !

#8. Berdoalah Agar Mereka diberi Hidayah


Setelah semua tips di atas dilakukan, berdoalah agar mereka diberi kesadaran, hidayah dan jalan yang lurus. Do�a kan yang baik-baik, jangan ada rasa dendam yang tersimpan di hatimu. 

Intinya sih, kamu harus berdoa agar orang yang membully itu tidak mengulangi perbuatan yang sama di lain hari kepada dirimu maupun orang lain.

Nah, itu dia beberapa cara agar kamu tidak dibully lagi, jika masih dibully, berarti kamu bener-bener ngenes. Yang sabar ya sob, orang-orang sukses biasanya udah kena pahitnya duluan, sedangkan orang-orang yang gagal ngerasain manisnya duluan dan pahitnya belakangan. Do�a-in aja semoga mereka insyaf dan sadar akan perbuatannya.

Tertarik mencoba tips di atas ? Cobalah...

*Semoga artikel ini dapat membantumu atas semua permasalahan yang sedang kamu alami. Jika artikel ini kurang membantu, kamu bisa menanyakannya lebih jauh di kolom komentar. *
Read More
Penjelasan Anak Kalimat dan Induk Kalimat Lengkap

Penjelasan Anak Kalimat dan Induk Kalimat Lengkap

Penjelasan Anak Kalimat dan Induk Kalimat Lengkap - Anak kalimat dan induk kalimat terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk bertingkat yaitu kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih dan kedudukan klausa-klausa tersebut tidak sederajat. Dalam kalimat majemuk bertingkat dikenal dua istilah, yaitu induk kalimat dan anak kalimat.

Induk kalimat adalah klausa yang sudah bermakna, meskipun tanpa terikat atau bergabung dengan klausa lain. Induk kalimat bisa berpotensi menjadi kalimat.Anak kalimat atau klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap. Disebut klausa terikat, karena klausa yang bermakna setelah bergabung dengan induk kalimat. Perhatikan contoh berikut :

1.      Paman datang                                                 : kalimat tunggal
2.      Ayah membaca                                               : kalimat tunggal
3.      Ketika paman datang, ketika ayah membaca : kalimat majemuk bertingkat

Keterangan :
Paman datang                   : induk kalimat
Ketika ayah membaca       : anak kalimat

Macam-macam induk kalimat dan anak kalimat majemuk bertingkat :
1.      Induk kalimat
Perbedaan induk kalimat dengan anak kalimat terdapat tiga kategori yaitu :
a)      Kemandirian sebagai kalimat tunggal
Artinya tidak tergantung anak kalimat, induk kalimat bisa tetap berdiri sendiri.
Misalnya : Andi selalu terlihat sedih, semenjak nenek pergi.
Andi selalu terlihat sedih : induk kalimat
Semenjak nenek pergi : anak kalimat
Meskipun tanpa � semenjak nenek pergi� , induk kalimat �Andi selalu terlihat murung� masih bisa berdiri dan memiliki makan sendiri.

b)      Konjungsi
Konjungsi digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Anak kalimat ditandai oleh adanya konjungsi, sedangkan induk kalimat tidak didahului dengan konjungsi.
Misalnya :
Aku tertidur , ketikaayah pulang kerja.
Aku tertidur : induk kalimat
Ketika ayah pulang kerja : anak kalimat
Meskipunibu terlihat lelah, ia memasak untuk keluarga.
Meskipun ibu terlihat lelah : anak kalimat
Ia memasak untuk keluarga : induk kalimat

c)      Urutan
Jika anak kalimat di depan induk kalimat, anak kalimat itu harus dipisahkan dengan tanda koma dari induk kalimatnya. Sedangkan, anak kalimat yang menempati posisi di belakang induk kalimat dapat ditempatkan di depan kalimat tanpa perubahan informasi pokok.
Misalnya :
Untuk memperoleh beasiswa, aku harus rajin belajar.
Untuk memperoleh beasiswa : anak kalimat di depan maka pakai koma.
Aku harus rajin belajar : induk kalimat dibelakang.
Dia mengajukan beasiswa karena ayahnya telah meninggal.
Keterangan :Induk kalimat tidak didahului anak kalimat jadi konjungsi tanpa menggunakan koma.
Karenaayahnya telah meninggal, dia mengajukan beasiswa.
Keterangan : Karena induk kalimat didahului anak kalimat, maka anak dan induk kalimat dipisahkan oleh tanda koma.

2.      Anak kalimat
Ialah klausa atau pola kalimat yang menduduki jabatan dalam pola kalimat yang lain. Terdapat bermacam-macam anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat, bergantung pada bagian kalimat tunggal mana yang akan diubah atau diganti.
a)      Anak kalimat pengganti subjek
Contoh :
Yang mencuri sepeda saya,telah ditangkap polisi.
          S                    Ket          P                    O
Keterangan :
Yang mencuri sepeda saya : anak kalimat penganti subjek.
Advertisement
Yang : subjek
Mencuri : predikat
Sepeda saya: objek
Telah ditangkap polisi : induk kalimat
b)      Anak kalimat penganti predikat : hanya terdapat pada kalimat nomina.
Contoh :
Penyanyinya orang yang berbaju merah.
         S                         P
Penyanyinya : induk kalimat
Orang yang berbaju merah : anak kalimat
Orang : subjek
Yang berbaju : predikat
Merah : keterangan

c)      Anak kalimat pengganti objek
Contoh :
Pak Yono telah mengantar anak yang membuat kericuhan di Kampung Kulon.
      S                  P                                                   O
Pak Yono telah mengantar : induk kalimat.
Anak yang membuat kericuhan di Kampung Kulon : anak kalimat
Anak : subjek
Yang membuat : predikat
Kericuhan : objek
Di Kampung Kulon : keterangan tempat

d)     Anak kalimat pengganti keterangan waktu.
Contoh :
Anita datang ketika hari sudah malam.
    S         P                          K
Anita datang : induk kalimat
Ketika hari sudah malam : anak kalimat pengganti keterangan waktu.

e)      Anak kalimat pengganti keterangan sebab
Contoh :
Karena terus tertawa, ibu mematikan televisi.
            K                     S          P                  O
Karena terus tertawa : anak kalimat
Ibu mematikan televisi : induk kalimat

f)       Anak kalimat pengganti keterangan akibat
Contoh :
Akibat terlambat datang, anak itu dilarang masuk kelas.
                   K                       S          P            O          K
Akibat terlambat datang : anak kalimat
Anak itu dilarang masuk kelas : induk kalimat

g)      Anak kalimat pengganti keterangan tujuan
Contoh :
Tara belajar supaya  lulus Ujian Nasinal (UN).
   S          P                               K
Tara belajar : induk kalimat
Supaya lulus Ujian Nasional (UN) : anak kalimat     

h)      Anak kalimat pengganti keterangan syarat
Contoh :
Kalau tidak ditembak, pencuri itu akan memberontak.
            K                            S                           P
Kalau tidak ditembak : anak kalimat
Pencuri itu akan memberontak : induk kalimat

i)        Anak kalimat pengganti keterangan perlawanan
Contoh :

Meskipun cuaca mendungia berangkat juga ke sekolah.
              K                             S            P                      O
Meskpiun cuaca mendung : anak kalimat
Ia berangkat ke sekolah : induk kalimat

j)        Anak kalimat pengganti keterangan  perbandingan
Contoh :
Ririn terlihat lebih  cantik, daripada orang yang mirip dengannya.
   S           P               Pel                                  K
Ririn terlihat lebih cantik : induk kalimat
Daripada orang yang mirip dengannya : anak kalimat


Sumber :
https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat_majemuk_campuran
Read More